Pembuatan Briket dari Ampas Tebu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan dan konsumsi energi
semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya
perekonomian masyarakat. Di Indonesia kebutuhan dan konsumsi energi terfokus
kepada penggunaan bahan bakar minyak cadangannya kian menipis sedangkan pada
sisi lain terdapat sejumlah biomassa yang kuantitasnya cukup melimpah namun
belum dioptimalkan penggunaanya.
Energi alternatif dapat dihasilkan
dari teknologi tepat guna yang sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan
seperti briket dengan memanfaatkan limbah biomassa seperti tempurung kelapa,
sekam padi, serbuk gergaji kayu jati, ampas tebu. Sejalan dengan itu, berbagai
pertimbangan untuk memanfaatkan tempurung kelapa serbuk gergaji kayu dan ampas
tebu menjadi penting mengingat limbah ini belum dimanfaatkan secara maksimal
(Amin,2000).
Usaha minuman
Alami seperti sari Tebu Murni semakin ramai dilirik orang, banyak ide-ide
creative muncul dari minuman yang lebih dikenal orang dengan "ES
TEBU", mulai dari menjual
sari perasan tebu yang hanya satu kali, menambahkan dengan lemon, jahe, bahkan
bukti terbaru yang saya temukan adalah memadukan sari tebu dengan ramuan herbal
yang bermanfaat bagi kesehatan. Begitu juga dengan daerah kecamatan Tayu mulai
ramai dengan adanya usaha es sari tebu. Berdasarkan observasi terdapat ±20 buah outlet usaha es sari tebu
yang tersebar di daerah kecamatan Tayu. Setiap harinya rata-rata menghasilkan
1-2 karung limbah ampas tebu. Jika
dikalikan dengan jumlah outlet yang ada,maka setiap harinya daerah Tayu akan
menghasilkan ± 30 karung ampas es sari tebu.
Limbah ampas es sari tebu yang
tidak dimanfaatkan biasanya ditumpuk di sekitar penggilingan, ampas tersebut dimasukkan
ke dalam karung-karung. Sesuai dengan hasil angket yang kami sebar, sebanyak 10
pedagang es sari tebu di Tayu membuang ampas di TPA, dan 8 pedagang membakar limbah tersebut serta hanya 2
pedagang saja yang memanfaatkan kembali limbah ampas tersebut. Oleh karena itu
diperlukan suatu pemikiran khusus dalam mengatasi tumpukan limbah ampas es sari tebu di wilayah
Tayu.
Energi terbarukan dengan bahan baku
melimpah dan terbuat dari bahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi merupakan
suatu impian. Bahkan akan sangat ekonomis jika energi terbarukan tersebut
terbuat dari limbah produksi yang dilakukan oleh industri itu sendiri.
Dari kenyataan diatas, maka dapat
dilihat adanya peluang untuk menggabungkan dua hal tersebut, sehingga akan
didapat suatu bahan bakar alternatif berupa briket.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas rumusan
masalah yang dapat diambil sebagai berikut :
1.2.1
Bagaimana proses pembuatan briket ampas sari
tebu?
1.2.2
Apakah briket ampas sari tebu dapat mengurangi
jumlah limbah ampas es sari tebu di wilayah Tayu?
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan
briket ampas sari tebu.
1.3.2
Untuk mengetahui apakah briket ampas sari tebu
dapat mengurangi jumlah limbah ampas es sari tebu di wilayah Tayu.
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1
Mengurangi tumpukan limbah ampas sari tebu
dari penjual es sari tebu disekitar kecamatan Tayu.
1.4.2
Menciptakan energi terbarukan dari limbah
ampas tebu sebagai salah satu cara mengatasi kelangkaan energi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Briket
Briket
merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari limbah organik, limbah pabrik
maupun dari limbah perkotaan. Bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar
alternatif atau merupakan pengganti bahan bakar minyak yang paling murah dan
dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif singkat
mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana (Kementrian
Negara Riset dan Teknologi @2004.ristek.go.id).
Winaya (2010)
dalam Justin (2013) menyatakan bahwa salah satu karakteristik biomassa briket
yang paling berpengaruh terhadap performansi pembakaran adalah kandungan zat
volatil yang tinggi dengan nilai kalor yang rendah. Nilai kalor rendah akan
menyebabkan turunnya temperatur maksimum pembakaran dan meningkatkan waktu
pembakaran yang dapat menyebabkan terjadinya pembakaran yang tidak sempurna.
Tekanan
pemampatan diberikan untuk menciptakan kontak antara permukaan bahan yang
direkat dengan bahan perekat. Setelah bahan perekat dicampukan dan tekan mulai
diberikan maka perekat yang masih dalam keadaan cair akan mulai mengalir
membagi diri ke permukaan bahan. Pada saat yang bersamaan dengan terjadinya
aliran maka perekat juga mengalami perpindahan dari permukaan yang diberi
perekat ke permukaan yang diberi perekat ke permukaan yang belum terkena
perekat.
Himawanto
(2005) meneliti laju pembakaran briket yang terbuat dari sampah pengergajian
kayu, sekam padi, kulit kacang tanah, serat kulit kelapa sawit. Briket dibuat
dengan metode piston-press dengan bahan perekat starch dan molase..
briket yang dibuat diuji karakteristik pembakarannya. Peneliti menyimpulkan
laju pembakaran naik seiring dengan kenaikan dwell time dan prosentase perekat.
Briket dari limbah penggergajian kayu mempunyai sifat paling baik dibandingkan
dengan bahan yang lain. Secara umum disimpulkan bahwa briket biomassa mempunyai
potensi untuk dijadikan bahan bakar, tetapi setiap material mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.
2.2
Es Sari Tebu
Es sari tebu adalah sebuah jus yang diekstrak dari tebu yang dipres.
Minuman tersebut dikonsumsi sebagai minuman di beberapa tempat, khususnya
tempat dimana tebu secara komersial dikembangkan seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, Mesir, Amerika Latin dan Brasil
(Wikipedia, 2016). Minuman ini banyak digemari oleh masyarakat indonesia karena
harganya ekonomis dan mampu memberikan kesegaran bagi yang minumnya sehingga
cocok diminum di iklim tropis. Selain itu minuman ini juga memiliki beberapa manfaat
diantaranya:
1.
Memperkuat Imun Tubuh
Tebu
memiliki zat sukrosa yang berfungsi memperkuat imun tubuh sehingga konsumennya
tidak akan gampang sakit dan terserang virus atau bakteri yang membahayakan.
2.
Kaya akan Nutrisi
Nutrisi
yang dikandung air tebu sangatlah berlimpah dan beragam, mulai dari manfaat
kalsium, manfaat zat besi, fosfor hingga magnesium. Karena itu,
sering-seringlah mengonsumsi air tebu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian.
Nutrisi yang dimiliki air tebu bahkan diyakini mampu memenuhi kekurangan
vitamin yang diderita tubuh setelah terserang penyakit, semisal demam.
3.
Mencegah Dehidrasi
Ketika
cuaca panas dan tubuh kekurangan cairan, air tebu tidak hanya dapat menyegarkan
tenggorokan. Akan tetapi juga menghidrasi tubuh sehingga, tubuh tidak akan
kekurangan cairan atau dehidrasi bahkan dalam kasus terburuk, stroke. Ini
membuat es tebu murni sangat cocok dikonsumsi ketika musim kemarau panjang. Tak
heran jika penjual es tebu murni menjamur pada musim hujan karena permintaan
yang semakin meninggi.
4.
Mengobati Kanker
Air
tebu memiliki kandungan alkali yang dapat menjauhkan konsumennya dari ancaman
berbagai jenis kanker mulai dari kanker payudara (tebu juga memiliki kandungan
prostat), paru-paru dan usus besar. Selain untuk pencegahan, air tebu juga baik
untuk pengobatan demi melumpuhkan sel kanker dan menghambat penyebarannya.
Tentunya untuk kasus kedua ini, konsumsi air tebu harus dibarengi dengan
pengobatan lain yang lebih intensif.
5.
Menguatkan Gigi dan Gusi
Air
tebu bisa menjadi bahan alternatif untuk perawatan gigi untuk menguatkan gigi,
sekaligus gusi. Namun demikian, Anda harus mencampur air tebu dengan perasan
jeruk nipis dan garam sebelum dikonsumsi. Cara yang demikian diyakini mampu
menguatkan gigi dan gusi secara alami dan tanpa efek samping.
6.
Mencegah dan Mengobati Penyakit Kuning
Penyakit
kuning terjadi karena adanya bilirublin belebih dalam darah yang mengakibatkan
kulit menjadi kuning dan menyerang liver serta hati. Air tebu di sini berfungsi
mengontrol kadar bilirublin agar tetap normal sehinga dapat mencegah pun
mengobati penyakit kuning.
7.
Mengobati Diabetes
Gula
yang terkandung dalam tebu berbeda dengan gula pasir, meskipun tebu adalah
bahan dasar gula pasir. Karena berbeda itulah, air tebu justru baik bagi
penderita diabetes karena mengandung gula alami yang otomatis lebih baik
dibanding pemanis buatan atau gula mentah sekalipun. Air tebu dapat
menyeimbangkan kadar gula dalam darah sehingga baik untuk penderita diabetes.
Hal ini berhubungan dengan senyawa octasonal dalam tebu yang dapat mengurangi
kadar gula dalam darah (Info
Manfaat Terkini, 2015).
2.3
Ampas Tebu
Pada proses penggilingan tebu,
terdapat lima kali proses penggilingan dari batang tebu sampai dihasilkan ampas
tebu. Pada penggilingan pertama dan kedua dihasilkan nira mentah yang berwarna
kuning kecoklatan, kemudian pada proses penggilingan awal yaitu penggilingan
pertama dan kedua dihasilkan ampas tebu basah (Wijayanti, 2009). Untuk
mendapatkan nira yang optimal, pada penggilingan ampas hasil gilingan kedua
harus ditambahkan susu kapur 3Be yang be rfungsi sebagai senyawa yang mampu
menyerap nira dari serat ampas tebu, sehingga pada penggilingan ketiga nira
masih dapat diserap meskipun volumenya lebih sedikit dari hasil gilingan kedua.
Ampas tebu sebagian besar
mengandung ligno-cellulose. Panjang seratnya antara 1,7 sampai 2mm dengan
diameter sekitar 20 mikr, sehingga amapas tebu ini dapat memenuhi persyaratan
untuk diolah menjadi papan-papan buatan. Bagasse mengandung air 48%-52%, gula
rata-rata 3,3% dan serat rata-rata 47,&%. Serat bagase tidak dapat larut
dalam air dan sebagaian terdiri atas selulosa, pentosan dan lignin
(Witono,2003).
BAB
III
METODE
PENULISAN
3.1 Tehnik
Pengumpulan Data
3.3.1
Observasi
Menurut Arikunto (2002) observasi adalah suatu teknik
yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan
yang sistematis. Observasi yang kami lakukan adalah mengamati langsung jumlah penjual dan limbah ampas es sari tebu
di outlet-outlet es sari tebu di sekitar Tayu.
3.3.2
Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab Suharsimi (2002).
Metode ini memuat sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara tertulis kepada pedagang es sari tebu untuk memperoleh data tentang
limbah ampas es sari tebu dan cara penanganan limbah. Instrumen yang digunakan
adalah angket tertutup dalam bentuk pilihan berganda, yaitu pertanyaan yang
sudah tersedia jawabannya sehingga responden hanya memilih jawaban yang sesuai.
3.3.3
Kajian Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dari media cetak
dan elektronik yang berupa buku, jurnal serta artikel-artikel dari internet.
3.3.4
Ekperimen
Metode
eksperimen adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara
aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan
sendiri proses dan hasil percobaan itu.
3.2 Tehnik Analis Data
Teknik analisis
yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil angket serta
melakukan sebuah eksperimen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan
masalah penelitian. Kemudian hasilnya akan diinterpretasikan oleh
peneliti sesuai dengan landasan teori yang telah ditetapkan. Setelah itu akan
ditarik kesimpulan
BAB
IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Proses Pembuatan Briket Ampas Es
Sari Tebu (Bripasaribu)
Berdasarkan
eksperimen yang telah dilakukan, membuktikan bahwa limbah es sari tebu dapat
dibuat menjadi bahan bakar alternatit yang ramah lingkungan yaitu briket
biomassa.
Proses
pembuatan briket biomassa dengan menggunakan limbah es sari tebu melalui
beberapa tahap yaitu:
1.
Tahap persiapan
Tahap persiapan adalah tahap dimana kami
menyiapkan alat dan bahan yang akan kami gunakan dalam proses pembuatan briket
ampas sari tebu.
Adapaun alat adan bahan yang kita
gunakan adalah sebagai berikut:
a.
Alat
Alat-alat
yang kami gunakan dalam proses pembuatan briket ampas sari tebu adalah sebgai
berikut:
1.
Parang
2.
Ayakan
3.
Mangkut untuk mencapur perekat dan
serbuk
4.
Alat pencetak briket
5.
Alat penekan
6.
Alat penggilingan.
7.
Panci
8.
Kompor
9.
Sendok
b.
Bahan
Bahan-bahan yang kami butuhkan dalam proses
pembuatan briket ampas sari tebu adalah sebagai berikut:
1.
Amapas sari tebu yang telah dikeringkan
terlebih dahulu
2.
Tepung tapioka
3.
Air
2.
Tahap pembuatan
Tahap pembuatan adalah tahap
dimana kami memproses ampas sari tebu menjadi briket. Proses pembuatan briket
ampas sari tebu melalui beberapa langkah sebagai berikut:
a.
Menggiling ampas sari tebu yang telah
kering sehingga menjadi seperti tepung.
b.
Memanaskan air hingga mendidih.
c.
Mencampur tepung tapioka dengan air.
d.
Memasukkan tepung tapioka yang telah
dicampur dengan air ke dalam air mendidih.
e.
Kemudian diaduk dengan sendok hingga
menjadi lem/perekat.
f.
Mencapurkan ampas sari tebu yang telah
dihaluskan dengan perekat dengan (1:5).
g.
Mengaduk hingga campurannya menjadi
adonan yangn homogen.
h.
Memasukkan adonan ke dalam alat cetak.
i.
Menekan adonan dengan alat tekan
sederhana.
j.
Mengeluarkan adonan dari alat cetak.
3.
Tahap pengeringan
Tahap
pengeringan adalah tahap dimana kami mengeringkan adonan yang telah kami cetak
dibawah sinah matahari sebelum kami gunakan sebgai bahan bakar alternatif.
4.2 Briket Ampas Tebu Dapat Mengurangi Limbah
Pedagang Es Sari Tebu di Wilayah Tayu
Berdasarkan observasi yang kami lakukan
menunjukkan bahwa penjual es sari tebu disekitar desa Jepat Lor berjumlah ± 5 buah dan
rata-rata mereka menghasilkan 1-2 karung limbah ampas tebu setiap hari. Limbah ampas
sari tebu sebagian besar hanya dibuang di TPA dan dibakar . Padahal jika diolah
menjadi bahan bakar alternatif seperti briket tentunya akan menjadi sumber
pundi-pundi uang dan menjadi sumber ekonomi yang mampu menambah penghasilan
dari penjual es sari tebu itu sendiri.
Untuk itu kami berusaha mengubah limbah
ampas tebu menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan yaitu briket
agar mampu mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan dari penjualan es
sari tebu dan juga mampu menjadi sumber penghasilan tambahan bagi penjual es
tebu itu sendiri secara khusus dan secara umum bagi masyarakat kecil dan
menengah yang menjadikan pengolahan limbah ampas tebu menjadi briket sebagai
usaha mereka.
Gambar
2 . Briket Ampas Es Sari Tebu
Berdasarkan hasil angket yang kami
peroleh, dapat dijelaskan bahwa semua pedagang menyatakan belum ada yang
memanfaatkan kembali limbah ampas es sari tebu yang dihasilkan. Ketika kami
memberikan penawaran mengenai pemanfaatan limbah es sari tebu menjadi briket,
seluruh pedagang es sari tebu di wilayah tayu menyatakan setuju. Sehingga
pembuatan briket ampas es sari tebu mempunyai prospek yang cukup bagus karena briket
es sari tebu memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1.
Sebagai energi alternatif
ditengah-tengah sulitnya mendapatkan bahan bakar fosil untuk memasak seperti
gas LPG.
2.
Mengurangi pencemaran lingkungan karena
pengolahan ampas limbah es sari tebu dapat mengurangi volume sampah organik
dari penjualan es sari tebu di desa Jepat Lor.
3.
Sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat
karena pengolahan limbah es sari tebu menjdi briket dapat menjadi peluang usaha
bagi masyarakat kecil dan menengah.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Ampas
limbah penjualan es sari tebu dapat diolah menjadi briket dengan cara
mengeringkan ampas, menghaluskan ampas, mencampur ampas dengan perekat,
mencetak briket serta mengeringkan Briket Ampas Es Sari tebu .
5.1.2 Pembuatan
briket ampas tebu dapat mengurangi jumlah
limbah ampas es sari tebu di
wilayah Tayu karena dapat mengurangi pembuangan ampas di TPA serta dapat
mengurangi pembakaran ampas. Semua pedagang es sari tebu di wilayah desa Jepat Lor memberikan
respon setuju jika hasil limbahnya dapat dimanfaatkan menjadi briket.
5.2 Saran
Dari
penulisan karya tulis ini, saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
5.2..1
Perlu
diterapkan penggunaan bahan bakar untuk memasak yang ramah lingkungan untuk
menghindari kerusakan lingkungan yang lebih parah dan ancaman global warming
yang berkelanjutan.
5.2..2
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan briket ampas sari tebu
yang lebih berkualitas. Selain itu,untuk mengetahui manfaat lain dari limbah
ampas es sari tebu dan limbah lainnya agar kita dapat memanfaatkannya untuk
memenuhi kebutuhan kita. Sehingga kita dapat mengurangi ketergantungan dengan
minyak tanah maupun gas.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. 2000. Penelitian
Berbagai Jenis Kayu Limbah Pengolahan untuk Pemilihan Bahan baku Briket Arang.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2, 41-46.
Arikunto,
S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Himawanto, D.A. 2005. Pengaruh
Temperatur Karbonisasi terhadap Karakteristik Pembakaran Briket. Jurnal
Media Mesin. Volume 6 No. 2, Juli 2005. Surakarta.
Justin Rexanindita Nugraha.2013.Karakteristik
Termal Briket Arang Ampas Tebu Dengan Variasi Bahan Perekat Lumpur Lapindo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember
Kementerian Negara Riset dan
Teknologi@ristek.go.id. [14 Februari 2013]
Wijayanti. 2009. Arang Aktif
Ampas Tebu Sebagai Adsorben pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor
Wikipedia.
2016. Es tebu.diakses pada tanggal 25
September 2016 pukul 11.41 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Air_tebu.
Witono, J.A. 2003. Produksi Furfural dan
Turunannya: Alternatif Peningkatan Nilai Ampas Tebu Indonesia.
http//www.chem-istry.org/sect=fokus/htm. [16 Februari 2008]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar