Bahaya
Alkohol Dan Psikotropika Terhadap Sistem Saraf
·
Alkohol
|
Menurut data
WHO, konsumsi alcohol tertinggi berada di negaranegara Eropa, Amerika, Jepang,
Australia, dan New Zealand. Tetapi, sejak pertengahan tahun 1970-an, terjadi
perubahan pola konsumsi alkohol per kapita, di mana terjadi penurunan
signifikan dalam konsumsi alkohol di negara-negara Eropa (Perancis, Italia,
Spanyol, Portugal) yang secara tradisional merupakan negara produsen dan
konsumen alkohol; Amerika Serikat, Kanada, serta negara-negara Amerika Selatan.
Sebaliknya,
konsumsi alkohol mengalami peningkatan di kebanyakan negaranegara
Asia. Menurut Widharto (1997), dari keseluruhan kasus pasien yang dirawat
karena ketergantungan obat di Indonesia, 30% di antaranya merupakan pasien karena
kecanduan alkohol. Lima puluh persen dari pelajar sekolah mengaku pernah
merasakan minum minuman keras.
Menurut
laporan WHO (2001), penyakit-penyakit akibat konsumsi alkohol merupakan salah
satu penyakit jiwa yang paling prevalen, dan merupakan salah satu penyebab
kecacatan terbanyak di sebagian besar belahan dunia. Pada 2003, prevalensi
penyakit-penyakit akibat konsumsi alkohol berjumlah 1,7%, dan angka ini
merupakan 1,4% dari total penyakit-penyakit yang ada.
Berbagai
penelitian melaporkan pengaruh negatif alkohol terhadap berbagai
organ atau sistem, termasuk sistem gastrointestinal, sistem kardiovasa, sistem
muskuloskeletal, sistem endokrin, sistem uropoetika, dan sistem saraf. Konsumsi
alkohol kronik dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit hati, antara
lain alcoholic fatty liver, hepatitis alkoholik, dancirrhosis hepatis. Alkohol
juga dapat menyebabkan pankreatitis kronis yang diakibatkan oleh kerusakan
sel-sel asinus dan sel-sel stelat pankreas. Pencandu alkohol cenderung
mengalami malnutrisi, karena asupan nutrien yang berkurang dan karena alkohol
serta metabolismenya mengganggu absorpsi, digesti, dan pemakaian nutrien
tersebut. Asupan alkohol akut maupun kronik dapat menyebabkan myopati
alkoholik yang kemungkinan disebabkan oleh adanya timbunan etil ester asam
lemak (metabolit non-oksidatif ethanol). Konsumsi alkohol berat dapat
menyebabkan supresi terhadap produksi sel-sel darah dan merangsang produksi
prekursor sel-sel darah abnormal yang tak dapat matang menjadi sel yang
fungsional. Alkohol juga menyebabkan disfungsi kontraktil dan penurunan
sensitivitas sel-sel otot jantung terhadap insulin. Pajanan alkohol selama
masa kehamilan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas aksis hypothalamus –
hypophisis – kelenjar adrenal pada fetus. Asupan alkohol akut
maupun kronik dapat menyebabkan gangguan struktur dan fungsi
ginjal. Alkohol juga dilaporkan berpengaruh buruk terhadap sistem saraf
dan fungsi kognitif terkait.
·
Obat-obatan & Psikotropika
|
Psikotropika merupakan suatu zat
atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya.
Psikotropika ini dapat diperoleh secara alamiah ataupun buatan manusia
(sintetik) yang sifatnya psikoaktif dan berpengaruh pada susunan saraf pusat
sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan syaraf pusat
sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan.
Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.
Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulant dapat memberikan rangsangan
kepada syaraf sehingga dapat menimbulkan efek lebih percaya diri. Banyak jenis
psikotropika yang termasuk obat stimulan, misalnya kafein, kokain, ganja, dan
amfetamin. Zat amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi.
Jenis psikotropika yang termasuk obat depresan dapat memberikan efek, yaitu
kerja sistem saraf berkurang, menurunkan kesadaran, dan mengantuk. Jenis zat
yang termasuk obat depresan, misalnya alkohol, sedatin atau pil BK, Magadon, Valium,
danMandrak (MX), Cannabis dan Barbiturat.
Obat halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Contohnya adalah Licercik
Acid Dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline dan mariyuana.
·
Berikut
pengelompokkan narkoba yang berpengaruh terhadap sistem saraf :
1. Sedatif
Golongan obat yang mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak.
penggunaan sedatif ini berefek sebagai obat penenang.
Contoh : Valium.
2. Stimulan
Golongan obat yang mengakibatkan mempercepat kerja otak. Sehingga efek bagi
penggunanya adalah perasaan tidak mengantuk dan tubuh dalam keadaan prima,
sehingga disebut Pil semangat. Jenis zat ini menstimulasi sistem
saraf simpatetik.
Zat-zat kimia golongan ini biasanya disebut pil semangat. Contoh : Kokain.
3. Halusinogen
Golongan obat yang menimbulkan daya hayal (halusinasi). Selain itu, efeknya
juga menambah keyakinan diri yang bersifat sementara.
Contoh : Ganja.
4. Painkiler
Golongan obat yang menahan rasa nyeri karena menekan bagian otak yang
mengatur pusat rasa sakit.
Contoh : Heroin
Penggunaan zat-zat tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan adiksi
fisiologis (ketergantungan secara fisik). Selain efek itu, ada beberapa efek
dari penggunaan zat-zat tersebut terhadap sistem saraf, yakni sebagai berikut.
1. Koordinasi Tubuh
Di dalam tubuh pecandu kekurangan dopamin karena obat menyebabkan tidak
dihasilkannya Dopamin. Dopamin adalah zat kimia yang berfungsi sebagaineurotransmitter di
dalam otak. Jika kekurangan Dopamin, maka akan terjadi gangguan pada sinap,
sehingga impuls saraf tidak merambat ke neuron berikutnya.
2. Gangguan Saraf Sensorik
dimana ada rasa kebas, penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan.
Kasus kebutaan karena Narkoba sudah ditemukan saat ditemui di Rumah Sakit Raden
Mattaher (RSRM) Jambi.
3. Gangguan Saraf Otonom
Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak
motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di
luar kesadarannya.
4. Gangguan Saraf Motorik
Gerakan tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya, seperti jika sedang
krakaw saraf motoriknya tidak bisa diatur, jadi bergerak sendiri, dengan
bergerak itu pengaruh obatnya hilang, jika sudah hilang, nanti gerakan itu akan
berhenti.
5. Gangguan Saraf Vegetatif
Terkait bahasa yang keluar. Bahasa yang keluar di luar kesadaran, ngawur,
biasanya juga disertai gaya bicara yang pelo.
Untuk pengobatan sistem saraf di otak sendiri, jika mengalami gangguan,
biasanya awalnya akan diberikan vitamin khusus untuk otak. Sehingga kerja saraf
yang abnormal pada saat pemakaian obat bisa diperbaiki kembali. Namun jika
penggunaan sudah dalam jangka waktu lama, tentu tidak ada yang bisa kembali
seperti semula.
Saraf merupakan salah satu organ penting pada manusia yang mengatur sistem
tubuh. Jika ia mengalami kerusakan maka bisa menyebabkan kecacatan yang
permanen dan sulit untuk diperbaiki.
PENYEMBUHAN
Menyembuhkan para pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan mengurangi
konsumsi obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter diperlukan
dukungan moral dari keluarga serta lingkungannya yang diiringi oleh tekad si
pemakai untuk segera sembuh. Hal yang paling penting adalah ditumbuhkannya
nilai agama dalam diri si pemakai.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika
adalah sebagai berikut:
a) Berbagai
macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat menyebabkan syaraf
terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada akhirnya akan berujung kepada
kematian.
b) Kokain
dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan depresi.
c) Morfin
menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang berlebihan (eufhoria),
dan kematian.
d) Pil
ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.
e)
Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat menimbulkan
kematian.
Orang yang
menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri
fisiknya, yaitu:
a) Badannya lemas dan tidak
bertenaga.
b) Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.
c) Tubuh menggigil disertai dengan
teriakan histeris.
d) Rambut dan giginya rontok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar