Aku dan Rumus
Namaku Mega, aku adalah seorang pelajar SMP yang baru
berumur 14 tahun. Seperti remaja pada umumnya aku sangat senang sekali
menjelajahi dunia internet, mulai dari facebook, twitter, sampai Yahoo mail
sudah aku kuasai, sampai terkadang aku lupa waktu belajar. Sebagai pelajar
seharusnya aku belajar setiap harinya, apalagi sebentar lagi aku akan segera
melaksanakan UN (Ujian Nasional). Sebuah kalimat yang mengerikan bagiku dan
pelajar lainnya, yaaa… memang tak asing lagi bagiku kata UN, hampir setiap hari
guru mengigatkannya.
Ohh sial, pagi ini harus bertemu dengan angka angka dan
rumus rumus yang membuat jatungku meledak, memang tidak asing lagi bagi siapa
saja yang mendengar kata “Rumus” yaaa… rumus memang menjadi hal yang wajib
dalam pelajaran Matematika dan Fisika (salah satu pelajaran yang aku musuhi).
“Ohh leganya
bisa bernafas kembali dan melewatkan pelajaran yang sudah membuatku pusing”.
Ujarku.
“Apa sebegitu bencinya kau dengan rumus?”. Ujar salah satu temanku.
“Apa sebegitu bencinya kau dengan rumus?”. Ujar salah satu temanku.
Memang tak bisa aku pungkiri jika aku merasa takut
ketika melihat rumus. Angkanya yang membingungkan dan rumusnya yang membuatku
pusing menjadi faktor utama. Pada waktu masuk kelas, tiba saatnya pelajaran
bahasa Indonesia, oh senangnya hati saya seperti malam merindukan bulan, oh senangnya
tidak melihat rumus-rumus menjengkelkan itu lagi, saya sangat bahagia belajar
tanpa rumus, hati riang membelah angkasa, tiba-tiba bel berbunyi, yeee… pulang,
baca doa, beri salam pada guru, lalu pulang ke rumah dengan hati yang membisik
langit.
Sesampainya di rumah aku mulai menyadari bahwa rasa
takutku pada rumuslah yang akan menghancurkan semua cita citaku, kita tidak
akan bisa hidup tanpa menghitung dan yang paling aku ingat adalah Matematika
dan Fisika itu termasuk pelajaran yang di UN kan. Aku mulai berfikir dan
intropeksi diri, keegoisanku dan tak ada usaha juga yang telah mempengaruhiku
untuk membenci rumus.
Seiring berjalannnya waktu aku mulai merubah diri. Hari
demi hari telah aku lewati, begitu pula dengan rumus demi rumus yang sudah aku hafalkan,
dan seperti air yang mengalir aku mulai menyukai rumus.
Sekarang rumus sudah menjadi sahabat yang melekat di
hari hariku, dan aku baru tersadar bahwa sebenarnya rumus itu sangat mudah
untuk dipelajari asalkan kita mau belajar dan berusaha, karena kunci kesuksesan
adalah dari diri sendiri. Kita bisa mencapai langit ke 7, tapi sebelum itu
harus melewati langit pertama dan seterusnya, karena di dunia ini kita tidak
hidup sendirian, masih banyak manusia lain yang ingin menggapai langit ke 7.
Biarkan mereka menjadi saingan, karena memang terkadang
hidup perlu bersaing. Jangan biarkan kamu jatuh terbelenggu sebelum menggapai
cita citamu, tunjukan kemantapanmu untuk berusaha sungguh sungguh mempelajari
apa yang belum pernah kamu pelajari dan mencoba untuk melakukan apa yang belum
pernah kamu coba. Dan yang terpenting adalah cobalah untuk mendekati apa yang
kamu tidak suka daripada menjauhi apa yang kamu tidak suka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar