Disusun Oleh :
Nama : 1. Nila Filsa Athiyani
2.
Putri Mai Syaroh
3.
Rizqi Putri Maudy
4.
Rustiana Yuli Astutik
5. Shofwatin Ni’mah
6. Sisna Triranita
7. Sri Lestari
8. Sulis Alfiyanti
9. Umi Nur Kholifah
10. Vena Agustina
11. Yuliana Rifani
Kelas
: XI IPA 3
MADRASAH
ALIYAH NEGERI 2 PATI
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Jalan
Ratu Kalinyamat Gang Melati II Tayu – Pati
Telp.
(0295) 452635 Kode Pos 591
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan
yang berjudul “ Perjalanan Ziarah dan Study Tour ke Bali ” telah disahkan dan
disetujui pada :
Hari :
Rabu
Tanggal :
27 April 2017
Disetujui Oleh :
Kepala Madrasah Wali
Kelas
Drs. H. Sutarmo Dra. Hj.
Istifaiyah, M.Pd
NIP. 195907061986031003 NIP.196608211994032001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1.
Bukan harta kekayaanlah, tetapi budi pekerti
yang harus ditinggalkan sebagai pusaka untuk anak bangsa.
2.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok adalah harapan.
3.
Percaya diri adalah rahasia untuk mencapai suatu kesuksesan.
Persembahan
1.
Allah SWT
2.
Nabi Muhammad SAW
3.
Bapak dan Ibu tercinta
4.
Bapak ibu guru pembimbing yang telah membantu
membuat laporan ini.
5.
Dan teman- teman seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan yang berjudul “
Perjalanan Ziarah dan Study Tour ke Bali ”
Penyusunan Laporan ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu
Hj. Istifaiyah selaku guru pembimbing
2. Semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan ,
maka dari itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
laporan perjalanan ini dapat lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharapa semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis Khususnya dan pembaca pada umumnya.
Pati, 27 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN
PENGESAHAN...................................................................... ii
MOTTO
DAN PERSEMBAHAN............................................................... iii
KATA
PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iv........
DAFTAR
GAMBAR..................................................................................... v
DAFTAR
TABEL......................................................................................... vi
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2
Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
1.3
Metode Penulisan..................................................................................... 1
1.4
Sistematika Penulisan............................................................................... 2
BAB II ISI..................................................................................................... 3
2.1 Perjalanan dan
Kegiatan........................................................................... 3
2.2 Objek Wisata............................................................................................ 5
2.3 Pusat Oleh-Oleh..................................................................................... 17
2.4 Kebudayaan............................................................................................ 22
BAB III PENUTUP..................................................................................... 25
3.1 Simpulan................................................................................................. 25
3.2 Saran....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
Gambar.1
Tanah Lot .................................................................................... 5
Gambar.2
Bedugul .................................................................................... 6
Gambar.3
Makam Siti Khadijah..................................................................... 8
Gambar.4
Makam Asmoroqondi.................................................................. 11
Gambar.5
Masjid Chengho........................................................................... 12
Gambar.6
Pantai Kuta.................................................................................. 14
Gambar.7
Pantai Pandawa........................................................................... 16
Gambar.
8Joger .................................................................................. 17
Gambar.9
Dewata .................................................................................. 20
Gambar.10
Pasar Sukowati ......................................................................... 21
Gambar.11
Tari Barong ............................................................................... 22
DAFTAR
TABEL
Tabel.1
Perjalanan dan Kegiatan.................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Program
study tour diadakan di sekolah kami setiap 3 tahun sekali, dan dilaksanakan
pada saat kelas XI. Program ini merupakan program rutin yang diadakan oleh
pihak sekolahan dan merupakan program wajib bagi siswa kelas XI. Jadi, tiap
siswa wajib mengikuti program study tour ini, dan bagi yang tidak mengikuti
diberikan tugas penelitian tersendiri, yakni membuat karya ilmiah.
Pada
tahun ini study tour kami diadakan di pulau Bali, keputusan ini diambil dari
kesepakatan seluruh siswa kelas XI dan disetujui oleh pihak sekolahan.
Bali
merupakan salah satu wisata yang sangat mengagumkan. Sejarah Bali begitu unik
dan khas karena didukung oleh sikap warganya yang memberikan perhatian khusus
terhadap peninggalan leluhurnya. Masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu dan
sisanya agama lain yang ada di Indonesia. Bahasa mereka sehari-hari yang
digunakan ialah bahasa Bali sebagai bahasa ibu di samping bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dengan
paraa turis manca negara. Masyarakat Bali hampir kebanyakan sebagai petani di
samping berkecimpung di industri pariwisata, perikanan dan seniman.
1.2
Tujuan
Penulisan
Tujuan diadakannya wisata di pulau Bali ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk
mengetahui beberapa tempat wisata yang ada di pulau Bali.
b. Untuk
mengetahui kehidupan dan kebudayaan masyarakat pulau Bali.
c. Untuk
menambah wawasa siawa-siswi akan tempat-tempat wisata di pulau Bali.
1.3
Metode
Penulisan
1. Observasi
yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan di lapangan.
2. Wawancara
yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyan kepada
pemandu wisata.
3. Studi
pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku yang
berkaitan dengan penyusunan laporan perjalanan.
1.4
Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami
dan mengetahui isi karya tulis ini secara utuh, maka penulis menyusun karya
tulis ini dengan sistematika sebagai berikut :
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika
Laporan
BAB
II ISI
2.1Perjalanan
dan Kegiatan
2.2Objek
Wisata
2.3Pusat
Oleh-oleh
2.4Kebudayaan
BAB III PENUTUP
3.1Simpulan
3.2Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
II ISI
2.1
Perjalanan
dan Kegiatan
Hari
|
Waktu
|
Acara
|
Keterangan
|
Sabtu
15 April 2017
|
Pkl.
06.00 WIB
Pkl.
07.15 WIB
Pkl.11.00
WIB
Pkl
13.00 WIB
Pkl
15.00 WIB
Pkl.
18.00 WIB
Pkl.
19.00 WIB
Pkl.
00.00 WIB
|
Persiapan
keberangkatan
Berangkat
dari Pati menuju ke Bali
Makan
siang
Ziarah
di Asmorokhondi dan sholat
Perjalanan
menuju ke Banyuwangi
Mampir
untuk sholat ashar di masjid Cheng Ho
Makan
malam prasmanan
Melanjutkan
perjalanan menuju ke Banyuwangi
Tiba
di Pelabuhan Ketapang
|
Start
MAN 2 Pati
Via
jalur pantura
Lokal
resto
Lokal
resto
Banyuwangi
|
Minggu
16 April 2017
|
Pkl.
01.00 WITA
Pkl.
05.00 WITA
Pkl.
08.00 WITA
Pkl.
10.00 WITA
Pkl.
12.00 WITA
Pkl.
13.00 WITA
Pkl.
16.00 WITA
Pkl.
18.00 WITA
Pkl.
19.00 WITA
|
Menyeberangi
Selat Bali
Transit
untuk mandi dan makan pagi
Wisata
ke Tanah Lot
Wisata
ke Puncak Indah Bedugul
Makan
siang secara prasmanan
Wisata
belanja di Joger
Ziarah
di Makam Siti Khadijah
Makan
malam prasmanan
Menuju
ke hotel untuk check in dan istirahat
|
Pelabuhan
Gili Manuk
Hotel
Crystal
Kuta
|
Senin
17 April 2017
|
Pkl.
07.00 WITA
Pkl.
08.00 WITA
Pkl.
10.00 WITA
Pkl.
12.00 WITA
Pkl.
13.00 WITA
Pkl.
16.00 WITA
Pkl.
19.00 WITA
Pkl.
20.00 WITA
|
Makan
pagi di hotel
Kunjungan
industri garment di Dewata
Berwisata
di Pantai Tanjung Benoa
Makan
siang secara prasmanan
Wisata
di Pantai Pandawa
Wisata
di Pantai Kuta
Makan
malam secara prasmanan
Kembali
ke hotel untuk istirahat
|
Hotel
Crystal
Dewata
oleh-oleh
Hotel
Crystal
|
Selasa
18 April 2017
|
Pkl.
07.00 WITA
Pkl.
08.00 WITA
Pkl.
09.00 WITA
Pkl.
11.00 WITA
Pkl.
12.00 WITA
Pkl.
14.00 WITA
Pkl.
17.00 WITA
Pkl.
19.00 WITA
Pkl.
20.00 WITA
|
Makan
pagi di hotel kemudian check out
Perjalanan
menuju tari Barong
Wisata
menonton tari barong
Wisata
belanja di Pasar Sukowati
Makan
siang secara prasmanan
Melanjutkan
perjalanan pulang
Sampai
di pelabuhan Gili Manuk untuk menyebrang ke Pelabuhan Ketapang
Makan
malam secara prasmanan
Melanjutkan
perjalanan ke Pati
|
Hotel
Crystal
Pulau
Jawa
Local
Restaurant
|
Rabu
19 April 2017
|
Pkl.
07.15 WIB
|
Diharapkan
sampai di kota pati tercinta dengan memebawa sejuta kenangan bersama kami
“PT. Mitra Aiko Utama”
|
Finish
MAN 2 Pati
|
2.2
Objek
Wisata
1.
TANAH LOT
(Gambar.1
Tanah Lot)
'Tanah
Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia.
Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas
bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu.
Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot
merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
a.
Legenda
Menurut
legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang
mengembara dari Jawa.
Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali
akan ajaran Hindu dan
membangun Sad Kahyangan tersebut
pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri
terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti
Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk
meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot
beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke
tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi
ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular
ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti
ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari
ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya'
menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
b.
Lokasi
Obyek
wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan,
sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah
Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini
menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung).
Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam
(sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat
keindahan sunset di sini.
c.
Hari Raya
Odalan atau
hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti
pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu
tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang
sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.
2.
Puncak Indah Bedugul
(Gambar.
2 Bedugul)
a.
Legenda
Ada
beberapa cerita yang menyebutkan mengenai sejarah asal usul
nama tempat wisata ini sehingga disebut Bedugul.
Cerita yang pertama yaitu, Bedugul di ambil dari kata dua kata yaitu
"Bedug" karena adanya kelompok masyarakat Muslim di
sekitar bedugul dan “Kul” dari Kul-kul yang merupakan alat komuniksi
tradisional masyarakat Bali yang fungsinya hampir sama seperti kentongan.
Penggabungan kedua kata itulah yang kemudian menjadikan nama daerah ini disebut
Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul nama Bedugul yaitu pada jaman dahulu ada
seorang raja yang sedang mandi di Danau Beratan dan tak sengaja di lihat oleh
warga sekitar, sambil mereka mengatakan bedogol Raja kelihatan. Itulah beberapa
versi penamaan tempat wisata Bedugul.
Di
Bedugul ada sebuah masjid yang telah berusia tua yang bernama Masjid Besar
AL-Hidayah. Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat
Danau Beratan. Didaerah ini para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat
toleran. Di sekitar tempat wisata Bedugul banyak ditemui
masjid-masjid jadi untuk anda yang muslim tidak perlu khuatir saat akan
menjalankan kewajiban sholat. Beberapa tempat
wisata juga terdapat di kawasan Bedugul antara lain, Pura Luhur
Ulun Danu Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka
Karya Bedugul, Air Terjun Git-git dan Air Panas Angseri. Dengan banyaknya
tempat wisata di daerah ini, Anda tidak akan merasa bosan.
b. Lokasi
Objek
wisata ini terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan
, Bali kurang lebih berjarak 45 km dari pusat kota. Atau kurang lebih berjarak
50 km kea rah utara dari ibukota provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Tempat
wisata Bedugul berada di dataran tinggi, di tempat wisata ini terdapat
Danau Beratan. Danau Beratan terletak diketingian 1250 meter diatas permukaan
laut. Karena terletak didaerah dataran tinggi, maka Bedugul memiliki udara yang
sejuk dan suhu berada di kisaran 17 hingga 25 derajat celcius. Bukan hanya
Danau Beratan, disekitar danau ini juga terdapat pula sebuah Pura yang dikenal
dengan sebutan Pura Ulun Danu.
3.
Makam Siti Khadijah
(Gambar.3
Makam Siti Khadijah)
Di Kota Denpasar terdapat
sebuah makam seorang puteri muslim yang bernama Raden Ayu Siti Khotijah.
Namanya dikalangan muslim tentu sangat familiar, walau berbeda penulisan dan
pengucapannya, bahwa nama tersebut sama dengan nama istri Nabi Muhammad SAW,
Siti Khadijah. Dari buku yang dijual di sekitar makam, Raden Ayu Siti Khotijah,
yang punya nama asli Gusti Ayu Made Rai atau disebut juga dengan Raden Ayu
Pemecutan ini adalah seorang putri dari Raja Pemecutan. Namun tidak jelas dari
raja pamecutan yang mana.
Cerita awal sang Raden Ayu Pemecutan, seperti cerita
legenda putri-putri keraton di seluruh nusantara. Sang putri terkenal cantik
dan disayang hingga menjadi kembang kerajaan. Tak sedikit para pembesar
kerajaan di Bali yang ingin meminang sang putri. Namun musibah datang, sang
putri mengidap penyakit kuning. Raja Pemecutan berusaha untuk menyembuhkan sang
anak kesayangan, namun tak berhasil menyembuhkan sang putri. Hingga Raja
Pemecutan membuat sebuah sayembara yang bisa menyembuhkan penyakit sang putri,
jika perempuan akan diangkat jadi anak raja dan jika laki-laki akan dikawinkan
dengan Raden Ayu pamecutan.
Kabar tentang sayembara ini terdengar oleh seorang
ulama di Yogyakarta dan mempunyai seorang anak didik yang jadi raja di Madura
yaitu Cakraningrat IV. Ulama yang dalam buku Sejarah keramat Raden Ayu
Pemecutan disebut Syech ini memanggil Cakraningrat IV ke Yogyakarta untuk
mengikuti sayembara tersebut. Raja Madura ini berangkat ke Bali, hasilnya dapat
ditebak Raden Ayu Pemecutan dapat disembuhkan oleh CakraningratIV.
Setelah sang putri sembuh, lalu Raden Ayu Pemecutan
dan Cakraningrat IV dikawinkan. Tentunya dalam perkawinan muslim, keduanya
harus beragama Islam, Raden Ayu Pemecutan pun jadi mualaf dan bergelar Raden
Ayu Siti Khotijah. Sang putri lalu di boyong ke Madura olehCakraningratIV.
Suatu ketika Raden Ayu pulang ke Bali beserta 40
orang pegiring dan pengawal. Cakraningrat IV memberikan bekal berupa guci,
keris dan sebuah pusaka berbentuk tusuk konde yang diselipkan di rambut sang
putri. Sesampainya di kerajaan Pamecutan, Siti Khotijah disambut dengan riang
gembira. Namun, kala itu tidak ada yang mengetahui bahwa sang putri telah
memeluk agama Islam. Suatu hari ketika ada suatu upacara Meligia atau Nyekah
yaitu upacara Atma Wedana yang dilanjutkan dengan Ngelingihan (Menyetanakan)
Betara Hyang di Pemerajan (tempat suci keluarga) Puri Pemecutan, Raden Ayu
Pemecutan berkunjung ke Puri tempat kelahirannya. Pada suatu hari saat
sandikala (menjelang petang) di Puri, Raden Ayu Pemecutan alias Raden Ayu Siti
Kotijah menjalankan persembahyangan (ibadah sholat maghrib) di Merajan Puri
dengan menggunakan Mukena (Krudung). Ketika itu salah seorang Patih di Puri
melihat hal tersebut. Para patih dan pengawal kerajaan tidak menyadari bahwa
Puri telah memeluk islam dan sedang melakukan ibadah sholat. Menurut
kepercayaan di Bali, hal tersebut dianggap aneh dan dikatakan sebagai penganut
aliran ilmu hitam.
Akibat ketidaktahuan pengawal istana, ‘keanehan’ yang
disaksikan di halaman istana membuat pengawal dan patih kerajaan menjadi geram
dan melaporakan hal tersebut kepada Raja. Mendengar laporan Ki Patih tersebut,
Sang Raja menjadi murka. Ki Patih diperintahkan kemudian untuk membunuh Raden
Ayu Siti Khotijah. Raden Ayu Siti Khotijah dibawa ke kuburan areal pemakaman
yang luasnya 9 Ha. Sesampai di depan Pura Kepuh Kembar, Raden Ayu berkata
kepada patih dan pengiringnya “aku sudah punya firasat sebelumnya mengenai hal
ini. Karena ini adalah perintah raja, maka laksanakanlah. Dan perlu kau ketahui
bahwa aku ketika itu sedang sholat atau sembahyang menurut kepercayaan Islam,
tidak ada maksud jahat apalagi ngeleak.” Demikian kata Siti Khotijah.
Raden Ayu berpesan kepada Sang patih “jangan aku
dibunuh dengan menggunakan senjata tajam, karena senjata tajam tak akan
membunuhku. Bunuhlah aku dengan menggunakan tusuk konde yang diikat dengan daun
sirih serta dililitkan dengan benang tiga warna, merah, putih dan hitam (Tri
Datu), tusukkan ke dadaku. Apabila aku sudah mati, maka dari badanku akan
keluar asap. Apabila asap tersebut berbau busuk, maka tanamlah aku. Tetapi
apabila mengeluarkan bau yang harum, maka buatkanlah aku tempat suciyangdisebutkramat”.
Setelah meninggalnya Raden Ayu, bahwa memang betul
dari badanya keluar asap dan ternyata bau yang keluar sangatlah harum.
Peristiwa itu sangat mengejutkan para patih dan pengawal. Perasaan dari para
patih dan pengiringnya menjadi tak menentu, ada yang menangis. Sang raja
menjadi sangat menyesal dengan keputusan belia . Jenasah Raden Ayu dimakamkan
di tempat tersebut serta dibuatkan tempat suci yang disebut kramat, sesuai
dengan permintaan beliau menjelang dibunuh. Untuk merawat makam kramat
tersebut, ditunjuklah Gede Sedahan Gelogor yang saat itu menjadi kepala urusan
istana di Puri Pemecutan.
4.
Makam Asmoroqondi
(Gambar.4
Makam Asmoroqondi)
Makam Sunan Bonang
terletak di Dusun Gresik, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Secara Geografis, Sebelah Utara berbatasan dengan makam, Sebelah Timur
berbatasan dengan Masjid dan Jalan Desa, sebelah Barat berbatasan dengan Bengkel
kerja Yayasan Asmoro Qondi dan sebelah Selatan berbatasan dengan Makam. Secara
Astronomi, letak Makam Sunan Bonang terletak pada titik koordinat, pada
6°54’20.3” LS dan 112°07’39.0” BT dengan ketinggian + 13 meter di atas
permukaan laut dan orientasi pintu masuk lokasi situs berada di sebelah timur.
Terdapat 2 (dua) Juru Pelihara yang ditugaskan oleh BPCB Mojokerto untuk
menjaga situs.
Syekh Ibrahim Asmoro Qondi atau Syekh
Ibrahim as-Samarqandi dikenal sebagai ayahanda Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel).
Syekh Ibrahim Asmoro Qondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada
paruh kedua abad ke-14. Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum
Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro. Sebutan itu mengikuti pengucapan
lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoro
Qondi. Menurut Babad Cerbon, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi adalah putera Syekh
Karnen dan berasal dari negeri Tulen. Jika sumber data Babad Cerbon ini
otentik, berarti Syekh Ibrahim as-Samarqandi bukan penduduk asli Samarkand,
melainkan seorang migran yang orang tuanya pindah ke Samarkhan, karena negeri
Tulen yang dimaksud menunjuk pada nama wilayah Tyulen, kepulauan kecil yang
terletak di tepi timur Laut Kaspia yang masuk wilayah Kazakhstan, tepatnya di
arah barat Laut Samarand.
Menurut urutan kronologiwaktu, Syekh Ibrhim Asmoro Qondi diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 Saka/1440 Masehi, bersama dua orang putera dan seorang kemenakannya serta sejumlah kerabat, dengan tujuan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik isterinya, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi singgah dulu ke Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjdi Ario Abdullah) dan keluarganya. Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. Rombongan mendarat di sebelah timur bandar Tuban, yang disebut Gesik (sekarang Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).
Pendaratan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi di Gresik dewasa itu dapat dipahami sebagai suatu sikap kehati-hatian seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar pelabuhan utama Majapahit. Itu sebabnya Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta rombongan tinggal agak jauh di sebelah timur pelabuhan Tuban, yaitu di Gresik untuk berdakwah menyebarkan kebenaran Islam kepada penduduk sekitar. Sebuha kitab tulisan tangan yang dikenal di kalangan pesantren dengan nama Usui Nem Bis, yaitu sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismilahirrahmanirrahim, ditulis atas nama Syekh Ibrahim Asmoro Qondi. Itu berarti, sambil berdakwah menyiarkan agama Islam, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi juga menyuun sebuah kitab.
Menurut urutan kronologiwaktu, Syekh Ibrhim Asmoro Qondi diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 Saka/1440 Masehi, bersama dua orang putera dan seorang kemenakannya serta sejumlah kerabat, dengan tujuan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik isterinya, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi singgah dulu ke Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjdi Ario Abdullah) dan keluarganya. Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. Rombongan mendarat di sebelah timur bandar Tuban, yang disebut Gesik (sekarang Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).
Pendaratan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi di Gresik dewasa itu dapat dipahami sebagai suatu sikap kehati-hatian seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar pelabuhan utama Majapahit. Itu sebabnya Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta rombongan tinggal agak jauh di sebelah timur pelabuhan Tuban, yaitu di Gresik untuk berdakwah menyebarkan kebenaran Islam kepada penduduk sekitar. Sebuha kitab tulisan tangan yang dikenal di kalangan pesantren dengan nama Usui Nem Bis, yaitu sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismilahirrahmanirrahim, ditulis atas nama Syekh Ibrahim Asmoro Qondi. Itu berarti, sambil berdakwah menyiarkan agama Islam, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi juga menyuun sebuah kitab.
5.
Masjid Cheng Ho
(Gambar.5
Masjid Cheng Ho)
Masjid Cheng Hoo Pandaan mulai dibangun
tahun 2003 dengan luas bangunan 50 x 50m, dua lantai. Masjid Cheng Hoo Pandaan
menurut rencana akan ditambahkan beberapa fasilitas berbagai kios menjual aneka
souvenir dan makanan, masjid Cheng Hoo Diresmikan pada tanggal 27 Juni
2008 oleh Bupati Pasuruan yang pada saat itu dijabat oleh H.Jusbakir Aldjufri,
SH. MM. (Alm)
Saat istirahat di Masjid Cheng Hoo
Pandaan banyak penjaja makanan seperti jamu gendong, jagung rebus, dan lain
sebagainya. Jamaah yang datang dari luar kota tak jarang duduk sambil menikmati
hawa dingin Masjid Cheng Hoo Pandaan.
Lantai dasar Masjid Cheng
Hoo Pandaan digunakan untuk ruang pertemuan yang disewakan, namun bagi
jamaah yang ingin tidur sejenak dipersilahkan di ruang tersebut. Lantai dua
khusus sholat dan tidak boleh digunakan untuk tiduran.
Keunikan mesjid Cheng Hoo terlihat dari
gaya Arsitektur-nya yang cukup artistik. Dibangun dengan memadukan unsur -
unsur budaya Islam, budaya Jawa dan Cina menjadikan mesjid Cheng Hoo tampil
menjadi arsitektur yang megah dan menyatu. Memang mesjid ini banyak didominasi
oleh unsur - unsur budaya cina. Hal ini dapat terlihat dari sentuhan warna -
warna terang seperti hijau, kuning dan merah. Salah satu persamaan dari unsur
cina dan jawa adalah pada Atap Joglo-nya dan juga pada ornamen - ornamen yang
terlihat pada tepian atap.
Dibagian Interior Mesjid juga banyak terdapat motif dan ornamen yang merupakan perpaduan dari tiga unsur Islam, Jawa dan Cina. Perpaduan tersebut diaplikasikan pada Langit - Langit yang menjulang tinggi mengikuti bentuk struktur atap. Bentuk lengkung pada area mimbar dan warna - warna terang pada hiasan dilangit - langit. Hanya saja pemberian warna untuk interior tidak seramai dan seberani pada bagian luar Mesjid mungkin dimaksudkan agar tidak mengganggu kekhusukan orang yang sedang beribadah.
Kehadiran Mesjid Cheng Hoo di Pandaan menambah maraknya suasana, Karena letaknya yang sangat starategis juga tidak jauh dari terminal Pandaan. Para jamaah adalah kebanyakan orang - orang yang sedang melakukan perjalanan dari Surabaya maupun Malang maupun kota-kota lain yang melalui Pandaan. Mesjid Cheng Hoo Pandaan dilengkapi oleh fasilitas Perpustakaan dan aula sebagai tempat berlangsungnya even even keagamaan seperti akad nikah, belajar mengaji, dan sebagainya.
Disamping Komplek Masjid juga terdapat
rest area dan pasar tradisional yang menjual khusus buah-buahan dan hasil bumi,
serta pernak-pernik, dan juga terdapat warung-warung tempat makan yang
ekonomis, karena itu tempat ini lebih dikenal dengan sebutan "PASAR
BUAH", tempat ini banyak disinggahi orang-orang dari daerah lain hanya
sekedar mencari oleh-oleh untuk kerabat dan sanak saudara saat pulang dari
berwisata baik yang dari malang, surabaya, ataupun orang-orang yang pulang dari
tretes, tak sedikit juga wisatawan asing yang singgah di tempat ini hanya
sekedar ingin melihat aktifitas dari warga pribumi.
Selain itu, banyak masyarakat yang mendatangi mesjid ini dipagi hari sambil berjalan - jalan mengitari bangunan ataupun beraktifitas olahraga dipelataran parkir yang cukup.
6.
Pantai Kuta
(Gambar.
6 Pantai Kuta)
Pantai Kuta Bali
sebelum menjadi objek wisata seperti yang kita kenal sekarang, awalnya
merupakan salah satu pelabuhan dagang di Pulau Bali yang menjadi pusat pemasaran
hasil-hasil bumi masyarakat pedalaman dengan para pembeli dari luar. Dibukanya
Pantai Kuta sebagai tempat berlabuh tak lepas dari peran Patih Gajahmada. Patih
Gajahmada dan pasukannya dari kerajaan Majapahit pada sekitar abad-14 berlabuh
di bagian selatan pantai kuta yang kini lebih di kenal dengan nama Tuban.
Lantaran daerah ini cocok untuk tempat pelabuhan kapal, maka pelan-pelan
kawasan ini berubah menjadi kota pelabuhan kecil, dimana para warga pun
menyebut kawasan ini dengan nama Pantai Perahu. Pun pada abad ke-19, Mads
Lange, seorang pedagang asal Denmark, menetap dan mendirikan markas dagang di
Pantai Kuta. Menurut Horst Henry. Geerken, dalam Kesaksian Seorang Jerman
di Indonesia 1963-1981, dari sini dia menjalankanperdagangan yang sukses dengan
pulau-pulau tetangga dan kapten –kapten
kapal nelayan Eropa. Melalui keterampilannya bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara perdagangan antara raja-raja di Bali dengan Belanda. Selain urusan perdagangan,Mads Lange juga melakukan upaya arbitrase antara Belanda dan kerajaan-kerajaan Bali untuk menghindari konflik militer.
Pada perkembangannya, Pantai Kuta Bali mulai kondang setelah Hugh Mahbett menerbitkan buku berjudul Pujian untuk Kuta. Buku tersebut berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas pariwisata demi menunjang perkembangan kunjungan wisata ke Pantai Kuta. Melalui buku itu, wacana tentang pengembangan fasilitas pariwisata kian marak, sehingga pembangunan penginapan, restoran, maupun tempat-tempat hiburan makin meningkat.
Lambat laut ketika modernisasi mulai melanda Pulau Dewata, dan atas saran dari beberapa pelaku pariwisata di Bali. Mereka me-refrensikan Pantai Kuta sebagai pusat pariwisata dari Bali. Hal ditandai dengan banyaknya bangunan hotel dan lokasinya dekat dengan Bandara yang telah di pindah dari Kabupaten Singaraja menuju Bali Selatan. Bangunan hotel di sana memiliki harga murah dan menyebabkan banyak wisatawan memilih untuk tinggal di Pantai Kuta.
kapal nelayan Eropa. Melalui keterampilannya bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara perdagangan antara raja-raja di Bali dengan Belanda. Selain urusan perdagangan,Mads Lange juga melakukan upaya arbitrase antara Belanda dan kerajaan-kerajaan Bali untuk menghindari konflik militer.
Pada perkembangannya, Pantai Kuta Bali mulai kondang setelah Hugh Mahbett menerbitkan buku berjudul Pujian untuk Kuta. Buku tersebut berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas pariwisata demi menunjang perkembangan kunjungan wisata ke Pantai Kuta. Melalui buku itu, wacana tentang pengembangan fasilitas pariwisata kian marak, sehingga pembangunan penginapan, restoran, maupun tempat-tempat hiburan makin meningkat.
Lambat laut ketika modernisasi mulai melanda Pulau Dewata, dan atas saran dari beberapa pelaku pariwisata di Bali. Mereka me-refrensikan Pantai Kuta sebagai pusat pariwisata dari Bali. Hal ditandai dengan banyaknya bangunan hotel dan lokasinya dekat dengan Bandara yang telah di pindah dari Kabupaten Singaraja menuju Bali Selatan. Bangunan hotel di sana memiliki harga murah dan menyebabkan banyak wisatawan memilih untuk tinggal di Pantai Kuta.
7.
Pantai Pandawa
(Gambar.
7 Pantai Pandawa)
Sebelum terkenal dengan nama Pantai Pandawa (Pandawa Beach), pantai ini lebih dulu
dikenal oleh wisatawan mancanegara sebagai Secret Beach (Pantai Rahasia).
Dinamakan demikian oleh karena terletak di wilayah yang sangat terpencil dan
jarang terekspos. Para wisatawan mancanegara yang ke Secret Beach ini merasa
sangat terjaga privasinya dan sangat bebas saat berada di sana.
Pantai ini juga dulunya dikenal sebagai Pantai Kutuh oleh wisatawan lokal atau penduduk setempat, oleh karena lokasinya yang berada di desa adat Kutuh. Namun setelah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Badung atau Provinsi Bali secara umumnya, pantai ini akhirnya dinamakan Pantai Pandawa, sesuai dengan patung-patung Pandawa 5 yang terukir di tebing sebelum masuk area pantai.
Pantai ini juga dulunya dikenal sebagai Pantai Kutuh oleh wisatawan lokal atau penduduk setempat, oleh karena lokasinya yang berada di desa adat Kutuh. Namun setelah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Badung atau Provinsi Bali secara umumnya, pantai ini akhirnya dinamakan Pantai Pandawa, sesuai dengan patung-patung Pandawa 5 yang terukir di tebing sebelum masuk area pantai.
Pantai yang dulunya cukup sulit untuk diakses, sekarang sudah dapat dengan mudah diakses oleh karena adanya pembangunan jalan sepanjang 1,5 kilometer dari jalan utama menuju ke pantai. Pembangunan fasilitas wisata seperti hotel, resor dan sebagainya saat ini masih terus dilakukan di sekitar pantai.
2.3 Pusat Oleh-oleh
1.
Joger
(Gambar.1 Joger)
Dulu (sebelum 1981) kata atau gabungan dari lima
hurup J+O+G+E+R memang belum pernah ada atau
setidak-tidaknya belum pernah kita lihat maupun dengar dipakai dimanapun,
kapanpun maupun oleh siapapun juga, tapi pada akhir tahun 1980, ketika kami
merencanakan untuk memilih sebuah nama bagi toko kecil kami yang waktu itu akan
kami buka di jl.Sulawesi 37, Denpasar (tepat didepan Pasar Badung – Pasar
Tradisional terbesar di Bali), oleh pihak kantor perdagangan, kami diminta dan
bahkan diwajibkan untuk memilih sebuah nama bagi toko kami, agar toko kami bisa
dibedakan dengan toko-toko orang lain yang tentu saja juga atau bahkan sudah
punya nama, seperti Toko Sinar Mas, Toko Merdeka, Toko Jaya Abadi, Toko Murah,
Toko Sederhana dan lain- lainnya, tapi kami atau saya (Joseph Theodorus
Wulianadi) yang terlahir pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1951 (diatas sebuah
tempat tidur) dikota Denpasar (ibu kota Bali) yang tampaknya memang sudah
terbiasa untuk bersikap “lain daripada yang lainya” (suka nyeleneh) waktu itu
seperti biasa atau secara alami, subyektif, otonom (merdeka) dan wajar menolak
untuk menamai toko kami dengan nama yang umum atau apalagi yang berbau ” public
domain”. Dan seperti yang juga
saya lakukan, waktu itupun saya (untuk beberapa hari) memutar
otak(berpikir/berdebat dengan diri saya sendiri), merenung dan bermeditasi
untuk mengotak- atik beberapa huruf maupun kata untuk diolah menjadi sebuah
nama yang minimal harus benar-benar uniek. Dan waktu itu bukanlah hanya sekadar
kebetulan kalau kami/ saya memilih lima huruf berbunyi JOGER untuk menamakan toko kami yang akan kami
buka waktu itu sedang kami urus izin dagangnya. Karena gabungan lima huruf
berbunyi JOGER itu memang sengaja kami buat bukan
hanya karena benar-benar lain daripada yang lain, melainkan juga karena nama/
istilah/ bunyiJOGER itu
adalah juga merupakan sebuah itikat/ niat/ hasrat/ tujuan/ maksud yang murni
muncul dan keluar dari lubuk hati kami yang terdalam untuk mengenang dan/ atau menghargai kebaikan Mr.Gerhard Seeger mantan teman sekolah
saya dulu (di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-an) yang
telah menghibahkan dana segar sebesar US $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan
kami(saya dan istri saya tercinta Ery Kusdarijati) dimana nama JOGER (huruf E-nya dibaca seperti ” E” dalam
menyebut “ENAK” atau “EKONOMI” ) itu adalah merupakan penggabungan antara dua
huruf nama depan saya JOseph Theodorus Wulianadi dengan tiga huruf nama depan
teman kami Mr. GERhard Seeger, dimana disamping memang benar-benar berbunyi
baru ( murni hasiinovasi kami/ bukan karya orang lain/bukan public domain),
berbeda dan uniek, ternyata nama JOGER ini memang juga mudah diingat, enak di
dengar, berbau jantan dan kami juga memang benar-benar suka pada nama dan bunyiJOGER tersebut. Lalu mulai tanggal 19
Januari 1981 (hari lahir JOGER ), namaJOGER itu pun secara praktis, de facto dan
benar-benar terbuka (di forum publicum) kami pakai untuk menamakan toko kami
yang pertama tersebut, karena waktu itu di samping mencantumkannya dalam izin
dagang kami,nama JOGER juga sudah langsung kami cantumkan
pada papan nama toko kami.yang waktu ini (ma’af!) masih perlu dan masih boleh
berbunyi & berbau kebarat-baratan,yaitu “ART & BATIK SHOP JOGER”
yang yang kami pajang di bagian depan atas toko kami.Dan sejak itu pulalah
sebenarnya nama JOGER murni merupakan hasil rekayasa atau
ciptaan saya/kami tersebut mulai kami pakai, jaga, pelihara serta
tumbuhkembangkan nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, ekonomi maupun
spiritualnya dalam kiprah kami sebagai “pengusaha yang seniman” atau “seniman
yang pengusaha” justru dengan senantiasa bersikapBAJU2RA6BER alias bersikap BAik, JUjur, RAmah, RAjin, BERtanggung jawab,BERani, BERinisiatif, BERsyukur dan
sehingga kami pun bisa benar-benar BERmanfaat bukan hanya bagi diri atau toko
kami secara sempit saja,melainkan juga bermanfaat bagi para stakeholder (sesama)
maupun bagi lingkungan hidup yang konon sama-sama kita cintai serta dambakan
kelestariannya secara wajar (adil & beradap) dan berkesinambungan.
Demikianlah, dulu sebelum 19 Januari1981sama sekali belum pernah ada pihak lain
yang melihat, mendengar, memakai, tertarik, perduli, menjaga, memelihara serta
menumbuhkembangkan nama JOGER sampai boleh dan bisa menjadi sebuah
nama besar dan harum yang bahkan sering kali dianggap identik dengan T Shirt-T
Shirt atau kaus-kaus (kaos-kaos) maupun souvenir-souvenir dengan disain
kata-kata uniek/khas Mr. Joger yang walau pun sebenarnya sudah punya kemampuan,
peluang maupun permintaan pasar yang sangat besar untuk membuka cabang atau
mengembangkan sayap ke mana-mana, tapi karena merasa dan sadar bahwa kami
bukanlah pohon yang harus bercabang-cabang dan juga bukan burung yang harus
mengembangkan sayap ke sana ke mari, maka sejak tanggal 7 Juli 1987 (777), di
samping memutuskan untuk punya hanya satu toko yang terletak di Jl. Raya Kuta
(sejak dulu memang tanpa nomer), Kuta,Bali ini saja, kami juga secara tegas
membatasi pembelian kaus-kaus (T-Shirts) JOGER,
dan juga secara tegas melarang penjualan semua produk bermerek dagang, bercap JOGERdan bertanda
tangan JOGER untuk di perjual belikan sebagai
komoditi biasa di luar satu-satunya gerai kami yang sejak 1990 sudah kami sebut
sebagai Pabrik Kaya-Kata
JOGER, (Jl, Raya Kuta, Kuta, Bali). Terima kasih atas perhatian serta
simpati Anda pada JOGER yang kecil dan jelek, tapi sehat dan
tidak jahat ini.
2.
Dewata Oleh-oleh
(Gambar.2 Dewata)
Dewata Kaos diresmikan pada tanggal 30 Maret 2010. Dewata
Kaos bergerak dibidang usaha jual oleh-oleh khas Bali berupa kerajinan Bali,
kaos Bali, pernak-pernik Bali, lukisan Bali, patung Bali, sandal yang
berlogokan dewata, dan lain-lain.
Awal berdirinya, Ibu Jero bersekolah di SMA di daerah Singaraja (Denpasar).
Setamatnya dari SMA, beliau melanjutkan pendidikannya ke universitas dan
bertemulah dengan Bapak Agung Darmayudha. Tahun 1992 Ibu dan Bapak mulai
bekerja di Garment (Garment Bali Ayu) dan Ibu menjadi seorang desain squin dan
bisa mengekspor ke luar negeri.
Dari metode squin (pakai tangan) tersebut berubah menjadi mesin jahit
seiring dengan majunya usaha mereka. Promosi pertama dilakukan melalui sisem
kredit. Dan pada akhirnya pada tahun 1997 usaha Dewata Konveksi berhasil
sukses. Kemudian pada tahun 2002, Ibu dan Bapak mulai merintis usaha Dewata
Kaos.
Sebagai pusat souvenir & oleh - oleh khas Bali, Dewata Kaos selalu
memberikan pelayanan terbaik dan kepuasan dalam berbelanja kepada seluruh
pengunjung maupun pelanggan. Dewata Kaos memberikan beraneka pilihan produk -
produk yang selalu mencitrakan unsur dan nuansa etnik Bali di
setiap produk. Ditunjang dengan kualitas yang terjamin dan harga yang sangat
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Selain pakaian, kerajinan tangan dan aneka makanan khas Bali ,
Dewata Kaos juga menawarkan lokasi yang sangat strategis dekat tempat wisata
Pantai Sanur, dengan akses perjalanan yang sangat mudah ditempuh dari beragam
tempat wisata lainnya. Hamparan area parkir yang sangat luas merupakan salah
satu upaya kami untuk memberikan kepuasan, kenyamanan, dan keamanan kepada
semua pengunjung.
Semuanya itu Dewata Kaos berikan untuk menunjang motto Dewata Kaos,
yaitu Pusat Souvenir dan Oleh - Oleh Khas Bali yang TERLENGKAP,
TERBESAR dan BERKUALITAS.
3.
Pasar Sukowati
(Gambar.3
Pasar Sukowati)
Pasar seni Sukawati sangat terkenal karena menjual
pakaian dan kerajinan traditional khas Bali dengan harga yang sangat murah.
Pakaian seperti Batik yang berciri khas Batik ornamen Bali.
Anda juga akan banyak melihat pakaian baik
celana maupun baju, yang dapat anda gunakan di pantai dan harganya pun sangat
murah dibandingkan dengan tempat lain. Jadi anda dapat membeli oleh-oleh khas Bali,
yang dapat anda berikan kepada teman dan keluarga anda, tanpa banyak
menghabiskan biaya liburan.
Semua harga yang ditawarkan disini, dapat anda
tawar. Jadi pintar-pintarlah untuk menawar. Sebagai bayangan untuk anda, harga
pas di pasar Pasar Seni Sukawati adalah sepertiga dari harga yang
ditawarkan oleh penjual.
Jika
anda ingin sukses menawar harga, maka sebaiknya anda datang di pagi hari pada
saat baru buka. Karena kepercayaan orang Bali, jika pada saat baru buka
kemudian dagangan langsung dapat terjual, maka akan memperlaris barang dagangan
mereka. Jadi jika anda mampu datang ke pasar seni Sukawati pada pukul
10:00 wita (waktu lokal), alangkah baiknya anda mencoba menawar lebih murah.
Selain pakaian dan
Batik, di pasar traditional ini juga
terdapat lukisan yang dapat anda beli. Aliran lukisan yang dijual seperti
naturalis dan abstrak. Harga yang ditawarkan juga beranekaragam dan biasanya di
pasar Pasar Seni Sukawati, harga ditentukan oleh ukuran lukisan.
2.4 Kebudayaan
1. Tari
Barong
(Gambar.1 Tari Barong)
Alur Cerita
Atau Sinopsis Tari Barong Dan Keris Batubulan
Pembukaan Diiringi
dengan gending atau nyanyian, diceritakan barong dan kera adalah dua sahabat
tatkala itu berada dalam sebuah hutan lebat. Kemudian muncul tiga orang
bertopeng, tiga orang tersebut digambarkan sedang membuat tuak di tengah hutan
belantara, dan terlihat marah dan membuat keributan dan gaduh di hutan karena
anaknya meninggal dimakan harimau , dan akhirnya mereka bertemu dengan Barong
dan kera, melihat Barong yang berwujud seperti harimau langsung menyerang
Barong, dalam perkelahian tersebut, kera berhasil melukai salah satu hidung
dari tiga orang bertopeng tersebut, dan akhirnya mereka lari.
Babak I Dalam
babak pertama dalam sinopsis Tari Barong ini diceritakan, munculnya pengikut
pengikut rangda yang dibawakan oleh 2 orang penari, pengikut rangda ini mencari
pengikut Dewi Kunti (ibu dari para Pandawa) yang sedang dalam perjalanan untuk
bertemu dengan maha patihnya.
Babak II Muncul pengikut-pengikut
Dewi Kunti, salah satu pengikut Rangda berubah wujud menjadi makhluk
menyeramkan seperti Rangda, dengan kekuatan mistisnya kekuatan setan dari
Rangda tersebut mampu mempengaruhi dan memasukkan kekuatan jahat kepada
pengikut Dewi Kunti, sehingga mereka menjadi pemarah dibawah pengaruh kekuatan
Rangda. Akhirnya pengikut tersebut menghadapap ke maha patih untuk kemudian
bersama-sama menuju dan menghadap ke Ibu para Pandawa Dewi Kunti. Dalam hal ini
sang patih dan para pengikutnya semua dalam pengaruh kekuatan Rangda.
Babak III Diantara 5 bersaudara
panca Pandawa, diceritakan Sahadewa yang sedang bersama Dewi Kunti. Dewi Kunti
sendiri telah terikat janji dengan Rangda untuk menyerahkan Sahadewa kepada
Rangda. Hati nurani seorang Ibu tentunya tidak tega untuk menyerahkan anaknya
sebagai kurban untuk Rangda, tetapi kekuatan jahat Rangda yang sudah merangsuki
pikiran Dewi Kunti, sehingga beliau tetap berniat menyerahkan putranya.
Sahadewa sendiri sebagai anak berbakti kepada orang tua, tidak berani
membantah, melaksanakan segala yang diperintahkan oleh ibunya. Akhirnya sang
dewi menyerahkan Sahadewa kepada patihnya serta kepada para pengikutnya yang
terlebih dahulu sudah pengaruh Rangda, untuk membawa Sahadewa dan mengikatnya
dihadapan sang Rangda.
Babak IV Dalam situasi seperti ini
Sahadewa tidak bisa berbuat apa, apalagi pepatih dan pengikutnya semua dalam
pengarug Rangda. Dan saat itulah turun Dewa Siwa memberikan keabadian dan
kekuatan kepada Sahadewa tanpa diketahui oleh Randa ataupun pengikutnya.
Kemudian datanglah Rangda untuk menyantap tubuh Sahadewa, namun betapa
terkejutnya Rangda karena tidak sedikitpun dapat melukai tubuh Sahadewa, dan
ini semua berkat kekuatan dan keabadian yang dianugerahkan Dewa Siwa kepada
Sahadewa. Rangda kemudian menyerah, minta diselamatkan dan diampuni agar bisa
nantinya masuk sorga, permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa dan Rangda
sendiri bisa dapat sorga.
Babak V Merupakan babak terakhir
yang menjadi pertarungan sengit anatar Barong dan Rangda. Ini terjadi ketika
seorang pengikut Rangda bernama Kalika menghadap ke Sahadewa, agar diberikan
pengampunan dan diselamatkan agar bisa masuk sorga. Permintaan tersebut ditolak
oleh Sahadewa, sehingga membuat Kalika menjadi marah, dengan kekuatannya Kalika
berubah wujud menjadi seekor babi dan menyerang Sahadewa, babi hutan tersebut
dapat dikalahkan oleh Sahadewa, dan berubah wujud lagi menjadi burung, kali
inipun tetap bisa dikalahkan, sehingga pada akhirnya Kalika berubuh wujud
menjadi kekuatan terdahsyat menjadi Rangda, menghadapi kekuatan tersebut
Sahadewa berubah diri menjadi Barong. Kekuatan mereka berimbang, sama-sama
saktinya sehingga menjadi pertarungan abadi tanpa ada yang kalah maupun menang.
Termasuk pengikut Barong yang ingin menolong sambil menghunus keris tidak bisa
melumpuhkan kekuatan Rangda.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Selama kami
melaksanakan study tour di Bali, kami mempelajari banyak hal, baik dari cerita
tiap objek wisatanya maupun kebudayaan masyarakat Bali. Dan dengan adanya study
tour ini menambah wawasan kami sebagai pelajar khususnya.
3.2
Saran
Program
sekolah seperti study tour ini di harapkan akan terus dilaksanakan pada kelas
XI dan dapat dimanfaatkan para siswa dengan sebaik mungkin. Selain sebagai
media refreshing, study tour dapat menunjang pengembangan intelektualitas dan
keilmuan para siswa. Kegiatan study tour juga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para siswa. Sebaiknya, sebelum berkunjung ke objek wisata kita
persiapkan segala sesuatu yang sekiranya dibutuhkan di lokasi. Misalnya, alat
tulis, kamera, dan P3K. Di lokasi kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin
dan jangan merusak benda-benda yang ada dilokasi. Kita juga harus tetap menjaga
nama baik sekolah. Dalam penyusunan laporan perjalanan ini diperlukan kerjasama
yang baik antar anggota kelompok.
|
Mahendra, yusuf.2014.Pariwisataku di Bali. http://yusufmahendra86.blogspot.co.id/2014/10/pariwisataku-di-bali-tugas-sekolah.html.(diakses
20 Mei 2017).
Irfanha.2017.Memorandum. https://issuu.com/irfanha/docs/memorandum_edisi_28_maret_2017.(diakses
20 Mei 2017).
Nahel.2017.Masjid Chengho. http://nahelphotography.com/news/5-masjid-cheng-hoo-pandaan.(diakses
20 Mei 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar