Sabtu, 17 Juni 2017

Laporan Perjalanan Ziarah dan Study Tour ke Bali




Laporan Perjalanan Ziarah dan Study Tour ke Bali







Disusun Oleh :
Nama : 1. Nila Filsa Athiyani
              2. Putri Mai Syaroh
              3. Rizqi Putri Maudy
              4. Rustiana Yuli Astutik
                         5. Shofwatin Ni’mah
                         6. Sisna Triranita
                         7. Sri Lestari
                         8. Sulis Alfiyanti
                         9. Umi Nur Kholifah
                         10. Vena Agustina
 11. Yuliana Rifani
Kelas : XI IPA 3
MADRASAH ALIYAH NEGERI  2 PATI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Jalan Ratu Kalinyamat Gang Melati II Tayu – Pati
Telp. (0295) 452635 Kode Pos 591


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan yang berjudul “ Perjalanan Ziarah dan Study Tour ke Bali ” telah disahkan dan disetujui pada :
Hari                     : Rabu
Tanggal                : 27 April 2017







Disetujui Oleh :





Kepala Madrasah                                                                    Wali Kelas



Drs. H. Sutarmo                                                           Dra. Hj. Istifaiyah, M.Pd
NIP. 195907061986031003                                        NIP.196608211994032001


MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1.      Bukan harta kekayaanlah, tetapi budi pekerti yang harus ditinggalkan sebagai pusaka untuk anak bangsa.
2.      Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
3.      Percaya diri adalah rahasia untuk mencapai  suatu kesuksesan.
Persembahan
1.    Allah SWT
2.    Nabi Muhammad SAW
3.    Bapak dan Ibu tercinta
4.    Bapak ibu guru pembimbing yang telah membantu membuat laporan ini.
5.    Dan teman- teman seperjuangan.












KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan  yang berjudul “ Perjalanan Ziarah dan Study Tour ke Bali ”  
            Penyusunan Laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Hj. Istifaiyah  selaku guru pembimbing
2.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan , maka dari itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar laporan perjalanan ini dapat lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharapa semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis Khususnya dan pembaca pada umumnya.
                                                                               
                       Pati, 27 April  2017
                              
                                             Penulis






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv........
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1  Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2  Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
1.3  Metode Penulisan..................................................................................... 1
1.4  Sistematika Penulisan............................................................................... 2

BAB II ISI..................................................................................................... 3
2.1 Perjalanan dan Kegiatan........................................................................... 3
2.2 Objek Wisata............................................................................................ 5
2.3 Pusat Oleh-Oleh..................................................................................... 17
2.4 Kebudayaan............................................................................................ 22

BAB III PENUTUP..................................................................................... 25
3.1 Simpulan................................................................................................. 25
3.2 Saran....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR GAMBAR
Gambar.1 Tanah Lot  .................................................................................... 5
Gambar.2 Bedugul     .................................................................................... 6
Gambar.3 Makam Siti Khadijah..................................................................... 8
Gambar.4 Makam Asmoroqondi..................................................................  11
Gambar.5 Masjid Chengho...........................................................................  12
Gambar.6 Pantai Kuta..................................................................................  14
Gambar.7 Pantai Pandawa...........................................................................  16
Gambar. 8Joger          ..................................................................................  17
Gambar.9 Dewata      ..................................................................................  20
Gambar.10 Pasar Sukowati .........................................................................  21
Gambar.11 Tari Barong ...............................................................................  22




















DAFTAR TABEL

Tabel.1 Perjalanan dan Kegiatan.................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Program study tour diadakan di sekolah kami setiap 3 tahun sekali, dan dilaksanakan pada saat kelas XI. Program ini merupakan program rutin yang diadakan oleh pihak sekolahan dan merupakan program wajib bagi siswa kelas XI. Jadi, tiap siswa wajib mengikuti program study tour ini, dan bagi yang tidak mengikuti diberikan tugas penelitian tersendiri, yakni membuat karya ilmiah.
Pada tahun ini study tour kami diadakan di pulau Bali, keputusan ini diambil dari kesepakatan seluruh siswa kelas XI dan disetujui oleh pihak sekolahan.
Bali merupakan salah satu wisata yang sangat mengagumkan. Sejarah Bali begitu unik dan khas karena didukung oleh sikap warganya yang memberikan perhatian khusus terhadap peninggalan leluhurnya. Masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu dan sisanya agama lain yang ada di Indonesia. Bahasa mereka sehari-hari yang digunakan ialah bahasa Bali sebagai bahasa ibu di samping bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dengan paraa turis manca negara. Masyarakat Bali hampir kebanyakan sebagai petani di samping berkecimpung di industri pariwisata, perikanan dan seniman.
1.2         Tujuan Penulisan
Tujuan diadakannya wisata di pulau Bali ini adalah sebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui beberapa tempat wisata yang ada di pulau Bali.
b.    Untuk mengetahui kehidupan dan kebudayaan masyarakat pulau Bali.
c.    Untuk menambah wawasa siawa-siswi akan tempat-tempat wisata di pulau Bali.
1.3         Metode Penulisan
1.    Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan di lapangan.
2.    Wawancara yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyan kepada pemandu wisata.
3.      Studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan perjalanan.
1.4         Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengetahui isi karya tulis ini secara utuh, maka penulis menyusun karya tulis ini dengan sistematika sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
1.2     Tujuan Penulisan
1.3      Metode Penulisan
1.4     Sistematika Laporan
BAB II ISI
2.1Perjalanan dan Kegiatan
2.2Objek Wisata
2.3Pusat Oleh-oleh
2.4Kebudayaan
BAB III PENUTUP
3.1Simpulan
3.2Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II ISI
2.1         Perjalanan dan Kegiatan
Hari
Waktu
Acara
Keterangan
Sabtu 15 April 2017
Pkl. 06.00 WIB
Pkl. 07.15 WIB

Pkl.11.00 WIB
Pkl 13.00 WIB
Pkl 15.00 WIB

Pkl. 18.00 WIB
Pkl. 19.00 WIB

Pkl. 00.00 WIB
Persiapan keberangkatan
Berangkat dari Pati menuju ke Bali
Makan siang
Ziarah di Asmorokhondi dan sholat
Perjalanan menuju ke Banyuwangi
Mampir untuk sholat ashar di masjid Cheng Ho
Makan malam prasmanan
Melanjutkan perjalanan menuju ke Banyuwangi
Tiba di Pelabuhan Ketapang
Start MAN 2 Pati
Via jalur pantura

Lokal resto






Lokal resto


Banyuwangi
Minggu 16 April 2017
Pkl. 01.00 WITA

Pkl. 05.00 WITA

Pkl. 08.00 WITA
Pkl. 10.00 WITA
Pkl. 12.00 WITA
Pkl. 13.00 WITA
Pkl. 16.00 WITA
Pkl. 18.00 WITA
Pkl. 19.00 WITA
Menyeberangi Selat Bali

Transit untuk mandi dan makan pagi
Wisata ke Tanah Lot
Wisata ke Puncak Indah Bedugul
Makan siang secara prasmanan
Wisata belanja di Joger
Ziarah di Makam Siti Khadijah
Makan malam prasmanan
Menuju ke hotel untuk check in dan istirahat
Pelabuhan Gili Manuk







Hotel Crystal
Kuta
Senin 17 April 2017
Pkl. 07.00 WITA
Pkl. 08.00 WITA

Pkl. 10.00 WITA

Pkl. 12.00 WITA
Pkl. 13.00 WITA
Pkl. 16.00 WITA
Pkl. 19.00 WITA
Pkl. 20.00 WITA
Makan pagi di hotel
Kunjungan industri garment di Dewata
Berwisata di Pantai Tanjung Benoa
Makan siang secara prasmanan
Wisata di Pantai Pandawa
Wisata di Pantai Kuta
Makan malam secara prasmanan
Kembali ke hotel untuk istirahat
Hotel Crystal
Dewata oleh-oleh







Hotel Crystal
Selasa 18 April 2017
Pkl. 07.00 WITA

Pkl. 08.00 WITA
Pkl. 09.00 WITA
Pkl. 11.00 WITA
Pkl. 12.00 WITA
Pkl. 14.00 WITA
Pkl. 17.00 WITA


Pkl. 19.00 WITA
Pkl. 20.00 WITA
Makan pagi di hotel kemudian check out
Perjalanan menuju tari Barong
Wisata menonton tari barong
Wisata belanja di Pasar Sukowati
Makan siang secara prasmanan
Melanjutkan perjalanan pulang
Sampai di pelabuhan Gili Manuk untuk menyebrang ke Pelabuhan Ketapang
Makan malam secara prasmanan
Melanjutkan perjalanan ke Pati
Hotel Crystal






Pulau Jawa


Local Restaurant

Rabu 19 April 2017
Pkl. 07.15 WIB
Diharapkan sampai di kota pati tercinta dengan memebawa sejuta kenangan bersama kami “PT. Mitra Aiko Utama”
Finish MAN 2 Pati









2.2         Objek Wisata
1.             TANAH LOT
(Gambar.1 Tanah Lot)
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di BaliIndonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
a.              Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
b.             Lokasi
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
c.              Hari Raya
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.
2.             Puncak Indah Bedugul

(Gambar. 2 Bedugul)
a.              Legenda
Ada beberapa cerita  yang menyebutkan mengenai  sejarah asal usul nama tempat wisata ini sehingga disebut Bedugul. Cerita yang pertama yaitu, Bedugul di ambil dari kata dua kata yaitu  "Bedug" karena adanya kelompok  masyarakat Muslim di sekitar bedugul dan “Kul” dari Kul-kul yang merupakan alat komuniksi tradisional masyarakat Bali yang fungsinya hampir sama seperti kentongan. Penggabungan kedua kata itulah yang kemudian menjadikan nama daerah ini disebut Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul nama Bedugul yaitu pada jaman dahulu ada seorang raja yang sedang mandi di Danau Beratan dan tak sengaja di lihat oleh warga sekitar, sambil mereka mengatakan bedogol Raja kelihatan. Itulah beberapa versi penamaan tempat wisata Bedugul.
Di Bedugul ada sebuah masjid yang telah berusia tua yang bernama Masjid Besar AL-Hidayah. Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau Beratan. Didaerah ini para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat toleran. Di sekitar tempat wisata Bedugul banyak ditemui masjid-masjid jadi untuk anda yang muslim tidak perlu khuatir saat akan menjalankan kewajiban sholat.          Beberapa tempat wisata juga terdapat di kawasan Bedugul antara lain, Pura Luhur Ulun Danu Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun Git-git dan Air Panas Angseri. Dengan banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda tidak akan merasa bosan.
b.        Lokasi
Objek wisata ini terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan , Bali kurang lebih berjarak 45 km dari pusat kota. Atau kurang lebih berjarak 50 km kea rah utara dari ibukota provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Tempat wisata Bedugul berada di dataran tinggi, di tempat wisata ini terdapat Danau Beratan. Danau Beratan terletak diketingian 1250 meter diatas permukaan laut. Karena terletak didaerah dataran tinggi, maka Bedugul memiliki udara yang sejuk dan suhu berada di kisaran 17 hingga 25 derajat celcius. Bukan hanya Danau Beratan, disekitar danau ini juga terdapat pula sebuah Pura yang dikenal dengan sebutan Pura Ulun Danu.
3.             Makam Siti Khadijah
(Gambar.3 Makam Siti Khadijah)
Di Kota Denpasar terdapat sebuah makam seorang puteri muslim yang bernama Raden Ayu Siti Khotijah. Namanya dikalangan muslim tentu sangat familiar, walau berbeda penulisan dan pengucapannya, bahwa nama tersebut sama dengan nama istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah. Dari buku yang dijual di sekitar makam, Raden Ayu Siti Khotijah, yang punya nama asli Gusti Ayu Made Rai atau disebut juga dengan Raden Ayu Pemecutan ini adalah seorang putri dari Raja Pemecutan. Namun tidak jelas dari raja pamecutan yang mana. 
Cerita awal sang Raden Ayu Pemecutan, seperti cerita legenda putri-putri keraton di seluruh nusantara. Sang putri terkenal cantik dan disayang hingga menjadi kembang kerajaan. Tak sedikit para pembesar kerajaan di Bali yang ingin meminang sang putri. Namun musibah datang, sang putri mengidap penyakit kuning. Raja Pemecutan berusaha untuk menyembuhkan sang anak kesayangan, namun tak berhasil menyembuhkan sang putri. Hingga Raja Pemecutan membuat sebuah sayembara yang bisa menyembuhkan penyakit sang putri, jika perempuan akan diangkat jadi anak raja dan jika laki-laki akan dikawinkan dengan Raden Ayu pamecutan.
 
Kabar tentang sayembara ini terdengar oleh seorang ulama di Yogyakarta dan mempunyai seorang anak didik yang jadi raja di Madura yaitu Cakraningrat IV. Ulama yang dalam buku Sejarah keramat Raden Ayu Pemecutan disebut Syech ini memanggil Cakraningrat IV ke Yogyakarta untuk mengikuti sayembara tersebut. Raja Madura ini berangkat ke Bali, hasilnya dapat ditebak Raden Ayu Pemecutan dapat disembuhkan oleh CakraningratIV.
 
Setelah sang putri sembuh, lalu Raden Ayu Pemecutan dan Cakraningrat IV dikawinkan. Tentunya dalam perkawinan muslim, keduanya harus beragama Islam, Raden Ayu Pemecutan pun jadi mualaf dan bergelar Raden Ayu Siti Khotijah. Sang putri lalu di boyong ke Madura olehCakraningratIV.
 
Suatu ketika Raden Ayu  pulang ke Bali beserta 40 orang pegiring dan pengawal. Cakraningrat IV memberikan bekal berupa guci, keris dan sebuah pusaka berbentuk tusuk konde yang diselipkan di rambut sang putri. Sesampainya di kerajaan Pamecutan, Siti Khotijah disambut dengan riang gembira. Namun, kala itu tidak ada yang mengetahui bahwa sang putri telah memeluk agama Islam. Suatu hari ketika ada suatu upacara Meligia atau Nyekah yaitu upacara Atma Wedana yang dilanjutkan dengan Ngelingihan (Menyetanakan) Betara Hyang di Pemerajan (tempat suci keluarga) Puri Pemecutan, Raden Ayu Pemecutan berkunjung ke Puri tempat kelahirannya. Pada suatu hari saat sandikala (menjelang petang) di Puri, Raden Ayu Pemecutan alias Raden Ayu Siti Kotijah menjalankan persembahyangan (ibadah sholat maghrib) di Merajan Puri dengan menggunakan Mukena (Krudung). Ketika itu salah seorang Patih di Puri melihat hal tersebut. Para patih dan pengawal kerajaan tidak menyadari bahwa Puri telah memeluk islam dan sedang melakukan ibadah sholat. Menurut kepercayaan di Bali, hal tersebut dianggap aneh dan dikatakan sebagai penganut aliran ilmu hitam.
Akibat ketidaktahuan pengawal istana, ‘keanehan’ yang disaksikan di halaman istana membuat pengawal dan patih kerajaan menjadi geram dan melaporakan hal tersebut kepada Raja. Mendengar laporan Ki Patih tersebut, Sang Raja menjadi murka. Ki Patih diperintahkan kemudian untuk membunuh Raden Ayu Siti Khotijah. Raden Ayu Siti Khotijah dibawa ke kuburan areal pemakaman yang luasnya 9 Ha. Sesampai di depan Pura Kepuh Kembar, Raden Ayu berkata kepada patih dan pengiringnya “aku sudah punya firasat sebelumnya mengenai hal ini. Karena ini adalah perintah raja, maka laksanakanlah. Dan perlu kau ketahui bahwa aku ketika itu sedang sholat atau sembahyang menurut kepercayaan Islam, tidak ada maksud jahat apalagi ngeleak.” Demikian kata Siti Khotijah.
 
Raden Ayu berpesan kepada Sang patih “jangan aku dibunuh dengan menggunakan senjata tajam, karena senjata tajam tak akan membunuhku. Bunuhlah aku dengan menggunakan tusuk konde yang diikat dengan daun sirih serta dililitkan dengan benang tiga warna, merah, putih dan hitam (Tri Datu), tusukkan ke dadaku. Apabila aku sudah mati, maka dari badanku akan keluar asap. Apabila asap tersebut berbau busuk, maka tanamlah aku. Tetapi apabila mengeluarkan bau yang harum, maka buatkanlah aku tempat suciyangdisebutkramat”.
 
Setelah meninggalnya Raden Ayu, bahwa memang betul dari badanya keluar asap dan ternyata bau yang keluar sangatlah harum. Peristiwa itu sangat mengejutkan para patih dan pengawal. Perasaan dari para patih dan pengiringnya menjadi tak menentu, ada yang menangis. Sang raja menjadi sangat menyesal dengan keputusan belia . Jenasah Raden Ayu dimakamkan di tempat tersebut serta dibuatkan tempat suci yang disebut kramat, sesuai dengan permintaan beliau menjelang dibunuh. Untuk merawat makam kramat tersebut, ditunjuklah Gede Sedahan Gelogor yang saat itu menjadi kepala urusan istana di Puri Pemecutan.
4.             Makam Asmoroqondi
(Gambar.4 Makam Asmoroqondi)
Makam Sunan Bonang terletak di Dusun Gresik, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Secara Geografis, Sebelah Utara berbatasan dengan makam, Sebelah Timur berbatasan dengan Masjid dan Jalan Desa, sebelah Barat berbatasan dengan Bengkel kerja Yayasan Asmoro Qondi dan sebelah Selatan berbatasan dengan Makam. Secara Astronomi, letak Makam Sunan Bonang terletak pada titik koordinat, pada 6°54’20.3” LS dan 112°07’39.0” BT dengan ketinggian + 13 meter di atas permukaan laut dan orientasi pintu masuk lokasi situs berada di sebelah timur. Terdapat 2 (dua) Juru Pelihara yang ditugaskan oleh BPCB Mojokerto untuk menjaga situs.
Syekh Ibrahim Asmoro Qondi atau Syekh Ibrahim as-Samarqandi dikenal sebagai ayahanda Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel). Syekh Ibrahim Asmoro Qondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14. Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro. Sebutan itu mengikuti pengucapan lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoro Qondi. Menurut Babad Cerbon, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi adalah putera Syekh Karnen dan berasal dari negeri Tulen. Jika sumber data Babad Cerbon ini otentik, berarti Syekh Ibrahim as-Samarqandi bukan penduduk asli Samarkand, melainkan seorang migran yang orang tuanya pindah ke Samarkhan, karena negeri Tulen yang dimaksud menunjuk pada nama wilayah Tyulen, kepulauan kecil yang terletak di tepi timur Laut Kaspia yang masuk wilayah Kazakhstan, tepatnya di arah barat Laut Samarand.
Menurut urutan kronologiwaktu, Syekh Ibrhim Asmoro Qondi diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 Saka/1440 Masehi, bersama dua orang putera dan seorang kemenakannya serta sejumlah kerabat, dengan tujuan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik isterinya, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi singgah dulu ke Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjdi Ario Abdullah) dan keluarganya. Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. Rombongan mendarat di sebelah timur bandar Tuban, yang disebut Gesik (sekarang Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).
Pendaratan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi di Gresik dewasa itu dapat dipahami sebagai suatu sikap kehati-hatian seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar pelabuhan utama Majapahit. Itu sebabnya Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta rombongan tinggal agak jauh di sebelah timur pelabuhan Tuban, yaitu di Gresik untuk berdakwah menyebarkan kebenaran Islam kepada penduduk sekitar. Sebuha kitab tulisan tangan yang dikenal di kalangan pesantren dengan nama Usui Nem Bis, yaitu sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismilahirrahmanirrahim, ditulis atas nama Syekh Ibrahim Asmoro Qondi. Itu berarti, sambil berdakwah menyiarkan agama Islam, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi juga menyuun sebuah kitab.
5.             Masjid Cheng Ho
(Gambar.5 Masjid Cheng Ho)
Masjid Cheng Hoo Pandaan mulai dibangun tahun 2003 dengan luas bangunan 50 x 50m, dua lantai. Masjid Cheng Hoo Pandaan menurut rencana akan ditambahkan beberapa fasilitas berbagai kios menjual aneka souvenir dan makanan, masjid Cheng Hoo Diresmikan pada tanggal 27 Juni 2008 oleh Bupati Pasuruan yang pada saat itu dijabat oleh H.Jusbakir Aldjufri, SH. MM. (Alm)
Saat istirahat di Masjid Cheng Hoo Pandaan banyak penjaja makanan seperti jamu gendong, jagung rebus, dan lain sebagainya. Jamaah yang datang dari luar kota tak jarang duduk sambil menikmati hawa dingin Masjid Cheng Hoo Pandaan.
Lantai dasar Masjid Cheng Hoo Pandaan digunakan untuk ruang pertemuan yang disewakan, namun bagi jamaah yang ingin tidur sejenak dipersilahkan di ruang tersebut. Lantai dua khusus sholat dan tidak boleh digunakan untuk tiduran.
Keunikan mesjid Cheng Hoo terlihat dari gaya Arsitektur-nya yang cukup artistik. Dibangun dengan memadukan unsur - unsur budaya Islam, budaya Jawa dan Cina menjadikan mesjid Cheng Hoo tampil menjadi arsitektur yang megah dan menyatu. Memang mesjid ini banyak didominasi oleh unsur - unsur budaya cina. Hal ini dapat terlihat dari sentuhan warna - warna terang seperti hijau, kuning dan merah. Salah satu persamaan dari unsur cina dan jawa adalah pada Atap Joglo-nya dan juga pada ornamen - ornamen yang terlihat pada tepian atap.

         Dibagian Interior Mesjid juga banyak terdapat motif dan ornamen yang merupakan perpaduan dari tiga unsur Islam, Jawa dan Cina. Perpaduan tersebut diaplikasikan pada Langit - Langit yang menjulang tinggi mengikuti bentuk struktur atap. Bentuk lengkung pada area mimbar dan warna - warna terang pada hiasan dilangit - langit. Hanya saja pemberian warna untuk interior tidak seramai dan seberani pada bagian luar Mesjid mungkin dimaksudkan agar tidak mengganggu kekhusukan orang yang sedang beribadah.

         Kehadiran Mesjid Cheng Hoo di Pandaan menambah maraknya suasana, Karena letaknya yang sangat starategis juga tidak jauh dari terminal Pandaan. Para jamaah adalah kebanyakan orang - orang yang sedang melakukan perjalanan dari Surabaya maupun Malang maupun kota-kota lain yang melalui Pandaan. Mesjid Cheng Hoo Pandaan dilengkapi oleh fasilitas Perpustakaan dan aula sebagai tempat berlangsungnya even even keagamaan seperti akad nikah, belajar mengaji, dan sebagainya.
Disamping Komplek Masjid juga terdapat rest area dan pasar tradisional yang menjual khusus buah-buahan dan hasil bumi, serta pernak-pernik, dan juga terdapat warung-warung tempat makan yang ekonomis, karena itu tempat ini lebih dikenal dengan sebutan "PASAR BUAH", tempat ini banyak disinggahi orang-orang dari daerah lain hanya sekedar mencari oleh-oleh untuk kerabat dan sanak saudara saat pulang dari berwisata baik yang dari malang, surabaya, ataupun orang-orang yang pulang dari tretes, tak sedikit juga wisatawan asing yang singgah di tempat ini hanya sekedar ingin melihat aktifitas dari warga pribumi.

Selain itu, banyak masyarakat yang mendatangi mesjid ini dipagi hari sambil berjalan - jalan mengitari bangunan ataupun beraktifitas olahraga dipelataran parkir yang cukup.
6.             Pantai Kuta
(Gambar. 6 Pantai Kuta)
Pantai Kuta Bali sebelum menjadi objek wisata seperti yang kita kenal sekarang, awalnya merupakan salah satu pelabuhan dagang di Pulau Bali yang menjadi pusat pemasaran hasil-hasil bumi masyarakat pedalaman dengan para pembeli dari luar. Dibukanya Pantai Kuta sebagai tempat berlabuh tak lepas dari peran Patih Gajahmada. Patih Gajahmada dan pasukannya dari kerajaan Majapahit pada sekitar abad-14 berlabuh di bagian selatan pantai kuta yang kini lebih di kenal dengan nama Tuban. Lantaran daerah ini cocok untuk tempat pelabuhan kapal, maka pelan-pelan kawasan ini berubah menjadi kota pelabuhan kecil, dimana para warga pun menyebut kawasan ini dengan nama Pantai Perahu. Pun pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang asal Denmark, menetap dan mendirikan markas dagang di Pantai Kuta. Menurut Horst Henry. Geerken, dalam Kesaksian Seorang Jerman di Indonesia 1963-1981, dari sini dia menjalankanperdagangan yang sukses dengan pulau-pulau tetangga dan kapten –kapten
kapal nelayan Eropa. Melalui keterampilannya bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara perdagangan antara raja-raja di Bali dengan Belanda. Selain urusan perdagangan,Mads Lange juga melakukan upaya arbitrase antara Belanda dan kerajaan-kerajaan Bali untuk menghindari konflik militer.

         Pada perkembangannya, Pantai Kuta Bali mulai kondang setelah Hugh Mahbett menerbitkan buku berjudul Pujian untuk Kuta. Buku tersebut berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas pariwisata demi menunjang perkembangan kunjungan wisata ke Pantai Kuta. Melalui buku itu, wacana tentang pengembangan fasilitas pariwisata kian marak, sehingga pembangunan penginapan, restoran, maupun tempat-tempat hiburan makin meningkat.

         Lambat laut ketika modernisasi mulai melanda Pulau Dewata, dan atas saran dari beberapa pelaku pariwisata di Bali. Mereka me-refrensikan Pantai Kuta sebagai pusat pariwisata dari Bali. Hal ditandai dengan banyaknya bangunan hotel dan lokasinya dekat dengan Bandara yang telah di pindah dari Kabupaten Singaraja menuju Bali Selatan. Bangunan hotel di sana memiliki harga murah dan menyebabkan banyak wisatawan memilih untuk tinggal di Pantai Kuta.
7.             Pantai Pandawa
(Gambar. 7 Pantai Pandawa)
Sebelum terkenal dengan nama Pantai Pandawa (Pandawa Beach), pantai ini lebih dulu dikenal oleh wisatawan mancanegara sebagai Secret Beach (Pantai Rahasia). Dinamakan demikian oleh karena terletak di wilayah yang sangat terpencil dan jarang terekspos. Para wisatawan mancanegara yang ke Secret Beach ini merasa sangat terjaga privasinya dan sangat bebas saat berada di sana.

        Pantai ini
juga dulunya dikenal sebagai Pantai Kutuh oleh wisatawan lokal atau penduduk setempat, oleh karena lokasinya yang berada di desa adat Kutuh. Namun setelah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Badung atau Provinsi Bali secara umumnya, pantai ini akhirnya dinamakan Pantai Pandawa, sesuai dengan patung-patung Pandawa 5 yang terukir di tebing sebelum masuk area pantai.

       Pantai yang dulunya cukup sulit untuk diakses, sekarang sudah dapat dengan mudah diakses oleh karena adanya pembangunan jalan sepanjang 1,5 kilometer dari jalan utama menuju ke pantai. Pembangunan fasilitas wisata seperti hotel, resor dan sebagainya saat ini masih terus dilakukan di sekitar pantai.
2.3   Pusat Oleh-oleh
1.        Joger
(Gambar.1 Joger)
Dulu (sebelum 1981) kata atau gabungan dari lima hurup J+O+G+E+R memang belum pernah ada atau setidak-tidaknya belum pernah kita lihat maupun dengar dipakai dimanapun, kapanpun maupun oleh siapapun juga, tapi pada akhir tahun 1980, ketika kami merencanakan untuk memilih sebuah nama bagi toko kecil kami yang waktu itu akan kami buka di jl.Sulawesi 37, Denpasar (tepat didepan Pasar Badung – Pasar Tradisional terbesar di Bali), oleh pihak kantor perdagangan, kami diminta dan bahkan diwajibkan untuk memilih sebuah nama bagi toko kami, agar toko kami bisa dibedakan dengan toko-toko orang lain yang tentu saja juga atau bahkan sudah punya nama, seperti Toko Sinar Mas, Toko Merdeka, Toko Jaya Abadi, Toko Murah, Toko Sederhana dan lain- lainnya, tapi kami atau saya (Joseph Theodorus Wulianadi) yang terlahir pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1951 (diatas sebuah tempat tidur) dikota Denpasar (ibu kota Bali) yang tampaknya memang sudah terbiasa untuk bersikap “lain daripada yang lainya” (suka nyeleneh) waktu itu seperti biasa atau secara alami, subyektif, otonom (merdeka) dan wajar menolak untuk menamai toko kami dengan nama yang umum atau apalagi yang berbau ” public domain”.         Dan seperti yang juga saya lakukan, waktu itupun saya (untuk beberapa hari) memutar otak(berpikir/berdebat dengan diri saya sendiri), merenung dan bermeditasi untuk mengotak- atik beberapa huruf maupun kata untuk diolah menjadi sebuah nama yang minimal harus benar-benar uniek. Dan waktu itu bukanlah hanya sekadar kebetulan kalau kami/ saya memilih lima huruf berbunyi JOGER untuk menamakan toko kami yang akan kami buka waktu itu sedang kami urus izin dagangnya. Karena gabungan lima huruf berbunyi JOGER itu memang sengaja kami buat bukan hanya karena benar-benar lain daripada yang lain, melainkan juga karena nama/ istilah/ bunyiJOGER itu adalah juga merupakan sebuah itikat/ niat/ hasrat/ tujuan/ maksud yang murni muncul dan keluar dari lubuk hati kami yang terdalam untuk mengenang dan/ atau menghargai kebaikan Mr.Gerhard Seeger mantan teman sekolah saya dulu (di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-an) yang telah menghibahkan dana segar sebesar US $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan kami(saya dan istri saya tercinta Ery Kusdarijati) dimana nama JOGER (huruf E-nya dibaca seperti ” E” dalam menyebut “ENAK” atau “EKONOMI” ) itu adalah merupakan penggabungan antara dua huruf nama depan saya JOseph Theodorus Wulianadi dengan tiga huruf nama depan teman kami Mr. GERhard Seeger, dimana disamping memang benar-benar berbunyi baru ( murni hasiinovasi kami/ bukan karya orang lain/bukan public domain), berbeda dan uniek, ternyata nama JOGER ini memang juga mudah diingat, enak di dengar, berbau jantan dan kami juga memang benar-benar suka pada nama dan bunyiJOGER tersebut. Lalu mulai tanggal 19 Januari 1981 (hari lahir JOGER ), namaJOGER itu pun secara praktis, de facto dan benar-benar terbuka (di forum publicum) kami pakai untuk menamakan toko kami yang pertama tersebut, karena waktu itu di samping mencantumkannya dalam izin dagang kami,nama JOGER juga sudah langsung kami cantumkan pada papan nama toko kami.yang waktu ini (ma’af!) masih perlu dan masih boleh berbunyi & berbau kebarat-baratan,yaitu “ART & BATIK SHOP JOGER” yang yang kami pajang di bagian depan atas toko kami.Dan sejak itu pulalah sebenarnya nama JOGER murni merupakan hasil rekayasa atau ciptaan saya/kami tersebut mulai kami pakai, jaga, pelihara serta tumbuhkembangkan nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, ekonomi maupun spiritualnya dalam kiprah kami sebagai “pengusaha yang seniman” atau “seniman yang pengusaha” justru dengan senantiasa bersikapBAJU2RA6BER alias bersikap BAik, JUjur, RAmah, RAjin, BERtanggung jawab,BERani, BERinisiatif, BERsyukur dan sehingga kami pun bisa benar-benar BERmanfaat bukan hanya bagi diri atau toko kami secara sempit saja,melainkan juga bermanfaat bagi para stakeholder (sesama) maupun bagi lingkungan hidup yang konon sama-sama kita cintai serta dambakan kelestariannya secara wajar (adil & beradap) dan berkesinambungan. Demikianlah, dulu sebelum 19 Januari1981sama sekali belum pernah ada pihak lain yang melihat, mendengar, memakai, tertarik, perduli, menjaga, memelihara serta menumbuhkembangkan nama JOGER sampai boleh dan bisa menjadi sebuah nama besar dan harum yang bahkan sering kali dianggap identik dengan T Shirt-T Shirt atau kaus-kaus (kaos-kaos) maupun souvenir-souvenir dengan disain kata-kata uniek/khas Mr. Joger yang walau pun sebenarnya sudah punya kemampuan, peluang maupun permintaan pasar yang sangat besar untuk membuka cabang atau mengembangkan sayap ke mana-mana, tapi karena merasa dan sadar bahwa kami bukanlah pohon yang harus bercabang-cabang dan juga bukan burung yang harus mengembangkan sayap ke sana ke mari, maka sejak tanggal 7 Juli 1987 (777), di samping memutuskan untuk punya hanya satu toko yang terletak di Jl. Raya Kuta (sejak dulu memang tanpa nomer), Kuta,Bali ini saja, kami juga secara tegas membatasi pembelian kaus-kaus (T-Shirts) JOGER, dan juga secara tegas melarang penjualan semua produk bermerek dagang, bercap JOGERdan bertanda tangan JOGER untuk di perjual belikan sebagai komoditi biasa di luar satu-satunya gerai kami yang sejak 1990 sudah kami sebut sebagai Pabrik Kaya-Kata JOGER, (Jl, Raya Kuta, Kuta, Bali). Terima kasih atas perhatian serta simpati Anda pada JOGER yang kecil dan jelek, tapi sehat dan tidak jahat ini.
2.        Dewata Oleh-oleh

(Gambar.2 Dewata)
Dewata Kaos diresmikan pada tanggal 30 Maret 2010. Dewata Kaos bergerak dibidang usaha jual oleh-oleh khas Bali berupa kerajinan Bali, kaos Bali, pernak-pernik Bali, lukisan Bali, patung Bali, sandal yang berlogokan dewata, dan lain-lain.
Awal berdirinya, Ibu Jero bersekolah di SMA di daerah Singaraja (Denpasar). Setamatnya dari SMA, beliau melanjutkan pendidikannya ke universitas dan bertemulah dengan Bapak Agung Darmayudha. Tahun 1992 Ibu dan Bapak mulai bekerja di Garment (Garment Bali Ayu) dan Ibu menjadi seorang desain squin dan bisa mengekspor ke luar negeri.
Dari metode squin (pakai tangan) tersebut berubah menjadi mesin jahit seiring dengan majunya usaha mereka. Promosi pertama dilakukan melalui sisem kredit. Dan pada akhirnya pada tahun 1997 usaha Dewata Konveksi berhasil sukses. Kemudian pada tahun 2002, Ibu dan Bapak mulai merintis usaha Dewata Kaos.
Sebagai pusat souvenir & oleh - oleh khas Bali, Dewata Kaos selalu memberikan pelayanan terbaik dan kepuasan dalam berbelanja kepada seluruh pengunjung maupun pelanggan. Dewata Kaos memberikan beraneka pilihan produk - produk yang selalu mencitrakan unsur dan nuansa etnik Bali di setiap produk. Ditunjang dengan kualitas yang terjamin dan harga yang sangat terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Selain pakaian, kerajinan tangan dan aneka makanan khas Bali , Dewata Kaos juga menawarkan lokasi yang sangat strategis dekat tempat wisata Pantai Sanur, dengan akses perjalanan yang sangat mudah ditempuh dari beragam tempat wisata lainnya. Hamparan area parkir yang sangat luas merupakan salah satu upaya kami untuk memberikan kepuasan, kenyamanan, dan keamanan kepada semua pengunjung.
Semuanya itu Dewata Kaos berikan untuk menunjang motto Dewata Kaos, yaitu Pusat Souvenir dan Oleh - Oleh Khas Bali yang TERLENGKAP, TERBESAR dan BERKUALITAS.
3.             Pasar Sukowati
(Gambar.3 Pasar Sukowati)
Pasar seni Sukawati sangat terkenal karena menjual pakaian dan kerajinan traditional khas Bali dengan harga yang sangat murah. Pakaian seperti Batik yang berciri khas Batik ornamen Bali.
Anda juga akan banyak melihat pakaian baik celana maupun baju, yang dapat anda gunakan di pantai dan harganya pun sangat murah dibandingkan dengan tempat lain. Jadi anda dapat membeli oleh-oleh khas Bali, yang dapat anda berikan kepada teman dan keluarga anda, tanpa banyak menghabiskan biaya liburan.
Semua harga yang ditawarkan disini, dapat anda tawar. Jadi pintar-pintarlah untuk menawar. Sebagai bayangan untuk anda, harga pas di pasar Pasar Seni Sukawati adalah sepertiga dari harga yang ditawarkan oleh penjual.
Jika anda ingin sukses menawar harga, maka sebaiknya anda datang di pagi hari pada saat baru buka. Karena kepercayaan orang Bali, jika pada saat baru buka kemudian dagangan langsung dapat terjual, maka akan memperlaris barang dagangan mereka. Jadi jika anda mampu datang ke pasar seni Sukawati pada pukul 10:00 wita (waktu lokal), alangkah baiknya anda mencoba menawar lebih murah.
Selain pakaian dan Batik, di pasar traditional ini juga terdapat lukisan yang dapat anda beli. Aliran lukisan yang dijual seperti naturalis dan abstrak. Harga yang ditawarkan juga beranekaragam dan biasanya di pasar Pasar Seni Sukawati, harga ditentukan oleh ukuran lukisan.
2.4     Kebudayaan
1.       Tari Barong
(Gambar.1 Tari Barong)
Alur Cerita Atau Sinopsis Tari Barong Dan Keris Batubulan
Pembukaan Diiringi dengan gending atau nyanyian, diceritakan barong dan kera adalah dua sahabat tatkala itu berada dalam sebuah hutan lebat. Kemudian muncul tiga orang bertopeng, tiga orang tersebut digambarkan sedang membuat tuak di tengah hutan belantara, dan terlihat marah dan membuat keributan dan gaduh di hutan karena anaknya meninggal dimakan harimau , dan akhirnya mereka bertemu dengan Barong dan kera, melihat Barong yang berwujud seperti harimau langsung menyerang Barong, dalam perkelahian tersebut, kera berhasil melukai salah satu hidung dari tiga orang bertopeng tersebut, dan akhirnya mereka lari.
Babak I Dalam babak pertama dalam sinopsis Tari Barong ini diceritakan, munculnya pengikut pengikut rangda yang dibawakan oleh 2 orang penari, pengikut rangda ini mencari pengikut Dewi Kunti (ibu dari para Pandawa) yang sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan maha patihnya.
Babak II Muncul pengikut-pengikut Dewi Kunti, salah satu pengikut Rangda berubah wujud menjadi makhluk menyeramkan seperti Rangda, dengan kekuatan mistisnya kekuatan setan dari Rangda tersebut mampu mempengaruhi dan memasukkan kekuatan jahat kepada pengikut Dewi Kunti, sehingga mereka menjadi pemarah dibawah pengaruh kekuatan Rangda. Akhirnya pengikut tersebut menghadapap ke maha patih untuk kemudian bersama-sama menuju dan menghadap ke Ibu para Pandawa Dewi Kunti. Dalam hal ini sang patih dan para pengikutnya semua dalam pengaruh kekuatan Rangda.
Babak III Diantara 5 bersaudara panca Pandawa, diceritakan Sahadewa yang sedang bersama Dewi Kunti. Dewi Kunti sendiri telah terikat janji dengan Rangda untuk menyerahkan Sahadewa kepada Rangda. Hati nurani seorang Ibu tentunya tidak tega untuk menyerahkan anaknya sebagai kurban untuk Rangda, tetapi kekuatan jahat Rangda yang sudah merangsuki pikiran Dewi Kunti, sehingga beliau tetap berniat menyerahkan putranya. Sahadewa sendiri sebagai anak berbakti kepada orang tua, tidak berani membantah, melaksanakan segala yang diperintahkan oleh ibunya. Akhirnya sang dewi menyerahkan Sahadewa kepada patihnya serta kepada para pengikutnya yang terlebih dahulu sudah pengaruh Rangda, untuk membawa Sahadewa dan mengikatnya dihadapan sang Rangda.
Babak IV Dalam situasi seperti ini Sahadewa tidak bisa berbuat apa, apalagi pepatih dan pengikutnya semua dalam pengarug Rangda. Dan saat itulah turun Dewa Siwa memberikan keabadian dan kekuatan kepada Sahadewa tanpa diketahui oleh Randa ataupun pengikutnya. Kemudian datanglah Rangda untuk menyantap tubuh Sahadewa, namun betapa terkejutnya Rangda karena tidak sedikitpun dapat melukai tubuh Sahadewa, dan ini semua berkat kekuatan dan keabadian yang dianugerahkan Dewa Siwa kepada Sahadewa. Rangda kemudian menyerah, minta diselamatkan dan diampuni agar bisa nantinya masuk sorga, permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa dan Rangda sendiri bisa dapat sorga.
Babak V Merupakan babak terakhir yang menjadi pertarungan sengit anatar Barong dan Rangda. Ini terjadi ketika seorang pengikut Rangda bernama Kalika menghadap ke Sahadewa, agar diberikan pengampunan dan diselamatkan agar bisa masuk sorga. Permintaan tersebut ditolak oleh Sahadewa, sehingga membuat Kalika menjadi marah, dengan kekuatannya Kalika berubah wujud menjadi seekor babi dan menyerang Sahadewa, babi hutan tersebut dapat dikalahkan oleh Sahadewa, dan berubah wujud lagi menjadi burung, kali inipun tetap bisa dikalahkan, sehingga pada akhirnya Kalika berubuh wujud menjadi kekuatan terdahsyat menjadi Rangda, menghadapi kekuatan tersebut Sahadewa berubah diri menjadi Barong. Kekuatan mereka berimbang, sama-sama saktinya sehingga menjadi pertarungan abadi tanpa ada yang kalah maupun menang. Termasuk pengikut Barong yang ingin menolong sambil menghunus keris tidak bisa melumpuhkan kekuatan Rangda.










BAB III PENUTUP
3.1              Simpulan
       Selama kami melaksanakan study tour di Bali, kami mempelajari banyak hal, baik dari cerita tiap objek wisatanya maupun kebudayaan masyarakat Bali. Dan dengan adanya study tour ini menambah wawasan kami sebagai pelajar khususnya.
3.2              Saran
       Program sekolah seperti study tour ini di harapkan akan terus dilaksanakan pada kelas XI dan dapat dimanfaatkan para siswa dengan sebaik mungkin. Selain sebagai media refreshing, study tour dapat menunjang pengembangan intelektualitas dan keilmuan para siswa. Kegiatan study tour juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para siswa. Sebaiknya, sebelum berkunjung ke objek wisata kita persiapkan segala sesuatu yang sekiranya dibutuhkan di lokasi. Misalnya, alat tulis, kamera, dan P3K. Di lokasi kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan jangan merusak benda-benda yang ada dilokasi. Kita juga harus tetap menjaga nama baik sekolah. Dalam penyusunan laporan perjalanan ini diperlukan kerjasama yang baik antar anggota kelompok.










DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.2016.Tanah Lot. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot.(diakses 20 Mei 2017).
Irfanha.2017.Memorandum. https://issuu.com/irfanha/docs/memorandum_edisi_28_maret_2017.(diakses 20 Mei 2017).
Wikipedia.2016.Sunan Bonang. https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang.(diakses 20 Mei 2017)













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI GUJARAT – Teori Kedatangan Islam di Indonesia Gujarat  merupakan wilayah yang kini berada di negara India. Daerah Gujarat d...