Pelajaran 1
APRESIASI SENI RUPA
TERAPAN DAERAH SETEMPAT
A.
Pengetian
Apresiasi Seni Rupa
Kata apresiasi secara etimologi bersasal dari bahasa latin, yaitu appretiatus
yang artinya “memberi putusan dengan rasa hormat sebagai cara untuk menghargai
suatu keindahan karya seni”. Adapun dalam kamus umum Inggris-Indonesia to
apreciate artinya “menghargai” dan appreciation
artinya”penghargaan”. Dengan demikian mengapresiasi seni artinya berusaha
mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap unsur didalamnya sehingga
secara sadar mampu menikmati dan pada akhirnya dapat menilai karya seni dengan
baik.
B. Pembagian Seni.
Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman selalu berhubungan
dengan media yang dipilihnya, teknik yang dipergunakan, serta cara
menikmatinya. Berdasar hal tersebut, seni dapat dibagi menjadi :
1.
Seni
Audio (Auditory Art) : Seni
yang dapat dinikmati dengan indera pendengaran (telinga). Contohnya :
a. Seni musik, seni yang dapat dinikmati melalui
nada. Misalnya, pertunjukan, gamelan atau piano.
b. Seni sastra, seni yang dinikmati melalui
kata, misalnya, pembacaan puisi atau drama.
c. Seni suara, seni yang dapat dinikmati melalui
nada dan kata, misalnya, pertunjukan band.
2.
Seni
Visual (Visual Art) : Seni
yang dapat dinikmati dengan indera penglihatan (mata). Contohnya :
a. Seni dua dimensi yang meliputi garis, cahaya,
warna, bentuk, dan gerak. Misalnya, seni lukis, seni grafis, sinematografi
b. Seni tiga dimensi yang meliputi ruang dan
wujud yang bisa dicoba. Misalnya, seni patung, seni arsitektur, seni tari, dan
pantomim
3.
Seni
Audiovisual (Auditory Visual Art) : Seni yang dapat dinikmati oleh indera pendengaran dan
penglihatan. Contohnya :
a. Seni tari merupakan perpaduan gerak dan nada
b. Seni drama merupakan perpaduan gerak, kata
dan visual
c. Seni opera merupakan perpaduan gerak, nada,
dan visual.
Pembagian seni secara umum
berdasarkan penikmatannya dapat dibagi menjadi 5 cabang, yaitu :
1.
Seni
Rupa : Seni yang dapat
dinikmati dengan indera penglihatan (visual) dan peraba. Seni rupa memanfaatkan
unsur garis, bidang, warna, tekstur, dan volume. Contoh hasil karya seni rupa
adalah : lukisan, kaligrafi, poster, reklame, spanduk, patung, diorama, kursi,
meja, seni grafis, dan seni kerajinan.
2.
Seni
Musik : Seni yang dapat
dinikmati dengan indera pendengaran (audio) yang dibentuk dari unsur nada dan
bunyi dalam alat musik, suara manusia (vokal), atau gabungan keduanya.
3.
Seni
Tari : Seni yang diwujudkan
melalui gerak, ruang, waktu, irama, wirasa, wiraga, dan susunan unsur gerakan
anggota tubuh secara teratur dan menurut pola pola tertentu sehingga
menimbulkan gerakan yang indah mempesona. Karya seni ini dapat dinikmati dengan
indra penghlihatan dan indra pendengaran (audio visual).
4.
Seni
Teater : Seni yang memadukan
unsur gerakan dan kata. Biasanya dalam teater terdapat naskah, penokohan, latar
tempat, dan alat pengiring. Seni teater dapat dinikmati dengan indra
penglihatan dan pendengaran (audiovisual). Contoh teater terkenak adalah teater
koma.
5.
Seni
Sastra : Seni yang
mengungkapkan pengalaman jiwa dan perasaan dalam bentuk bahasa, tulisan, dan
kalimat yang mengandung nilai estestis untuk mendapatkan kepuasan rohaniah.
Bentuk karya sastra dapat berupa prosa (struktur bahasanya bebas), puisi (struktur
bahasanya terikat/berima), dan drama (struktur bahanya disusun dalam bentuk
lakon atau cerita).
C.
Pengelompokan
Seni Rupa.
Seni rupa dapat dikelompokan berdasarkan ukuran sebuah karya, baik
teknik, bahan, maupun kegunaannya. Secara garis besar, seni rupa dikelompokan
menjadi seni murni dan seni terapan :
1.
Seni
Murni (Fine Art/Pure Art) :
Karya seni rupa yang diciptakan dengan lebih mengutamakan unsur ekspresi jiwa
pembuatnya (seniman) tanpa mencampu adukannya dengan fungsi atau kegunakan
tertentu. Seni murni diciptakan khusus untuk dinikmati segi estetik dan
artistiknya. Kelompok seni ini terdiri atas :
a. Seni Lukis : Karya seni rupa yang berwujud
dua dimensi.
b. Seni Patung : Karya seni yang berwujud tiga
dimensi
2.
Seni
Pakai (Applied Art) : Karya
seni rupa lebih mengutamakan fungsi tertentu, tanpa melepas aspek estestis.
Contohnya, seni dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinan/kriya, arsitektur,
keramik, batik, dan grafika (cetak mencetak)
a. Seni Grafis : Karya seni rupa terapan berwujud dua dimensi yang berkaitan dengan
cetak-mencetak.
b. Seni Keramik : Karya seni rupa terapan berwujud tiga
dimensi. Keramik adalah benda yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses
pembakaran pada tingkat suhu tertentu. Searah perkembangan lebih maju bahan keramik
sudah beragam antara lain, stoneware, earthenware, kaolin, dan silika.
c. Desain Produk : Karya seni rupa terapan berwujud tiga
dimensi. Hasil karya ini untuk peralatan dan benda kehidupan sehari-hari
seperti perabotan/peralatan rumah tangga, pakaian, alat tulis, sepatu, dan
perhiasan
d. Desain Arsitektur : Karya seni rupa terapan berwujud tiga
dimensi. Hasil karya seni ini dapat
dilihat dati beragamnya bentuk bangunan disekitarmu. Misalnya, rumah, sekolah,
masjid, dan gedung perkantoran, dan gedung lainya.
Menurut dimensi (matra), seni rupa terbagi ats karya seni dua dimensi
dan seni tiga dimensi :
a. Seni Rupa Dua Dimensi (Dwimatra) : Karya seni rupa yang terbentuk dari unsur
panjang dan lebar. Contohnya : karya seni lukis, seni grafis, spanduk, poster,
stiker, batik, mozaik, relief, lukisan kaca, dan sablon
b. Seni Rupa Tiga Dimensi (Trimatra) : Karya seni rupa mempunyai tiga unsur,
yaitu panjang,
lebar, tinggi serta memiliki kesan ruang, bentuk, dan volume. Contohnya, seni
patung, seni arsitektur, seni kriya/kerajinan, seni keramik, diorama, bonsai,
dan seni mengatur taman.
D. Fungsi dan Tujuan Seni
Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni terbagi menjadi
dua kelompok, yaitu :
1.
Fungsi
Individual : Karya seni
merupakan ungkapan jiwa atau emosi pembuatnya yang mencerminkan sesuatu baik,
suka, duka, sedih, marah, bahagia, cita-cita, pikiran, perasaan, pandangan
hidup, watak, bentuk, corak, warna, bahan, dan teknik yang dikuasai. Fungsi
seni secara pribadi disini lebih mengedepankan seni sebagai alat ekspresi untuk
mencurahkan ide dan gagasan sesorang lewat sebuah karya. Karya ini bersifat
pribadi.
Fungsi seni bagi manusia yang bersifat individual dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Fisik : berhubungan dengan pemenuhan dengan pemenuhan kebutuhan fisik
manusia, baik yang dipakai langsung maupun sebagai pelengkap aktivitasnya.
Misalnya, pakaian, perabot (meja, kursi, lemari), rumah sebagai tempat tinggal,
kerajinan, perhiasan, alat komunikasi, sepatu, dan tas.
b. Emosional : berhubungan dengan ekspresi seniman (pengubah) dan apresaitor
(penikmat konsumen). Contohnya, lukisan, novel, musik, film, pementasan
teater/drama, dan patung.
2.
Fungsi
Sosial : Seni diciptakan
untuk dinikmati oleh orang lain, publik atau masyarakat pada umumnya. Seorang
seniman dapat mengatakan bahwa ia berkarya untuk dirinya sendiri. Namun,
sebenarnya tanpa disadari mereka membutuhkan apresiator, yaitu masyarakat untuk
menilai menikmati dan mengagumi hasil karya seni yang telah dibuat.
Adapun karya seni dapat
berfungsi sosial terdapat dalam bidang-bidang sebagai berikut :
a. Pendidikan : Seni sering dimanfaatkan untuk dunia pendidikan untuk membantu
mempermudah penyampaian pesan, baik berupa gambar (visual) maupun suara (audio)
atau keduanya. Contohnya, film ilmiah, gambar ilustrasi buku pelajaran, poster
ilmiah, dan foto
b. Rekreasi : Seni dalam hal rekreasi mempunyai bentuk yang mampu menciptakan
suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan dari kondisi
yang telah ada. Misalnya, saat kamu menyaksikan pertunjukan drama/teater,
konser musik, film, menikmati taman rekreasi, atau berlibur ke pantai.
c. Komunikasi : Seni dapat digunakan sebagai media untuk menghubungkan atau
berhubungan antara seseorang dengan orang lain atau masyrakat. Bentuknya bisa
berupa anjuran, pesan, gagasan, produk, perintah, atau larangan. Jenis tampilanya
bisa berupa handphone (HP), TV, poster, reklame, internet, baligo, dan radio.
d. Keagamaan/Religi : Seni dalam bidang keagamaan bisa menandakan atau mengidentifikasikan
kekhasan serta ciri khas dari agama. Contohnya arsitektur masjid, gereja,
makam, candi, kaligrafi, bentuk dekorasi rumah ibadah, dan pakaian ibadah.
E.
Keunikan Gagasan dan teknik Karya Seni Rupa
Daerah Setempat.
Karya
seni rupa terapan suatu daerah dapat kamu lihat dalam beragam bentuk, seperti
seni bangunan, pakaian adat, wayang, batik, dan alat-alat rumah tangga. Karya
seni yang dihasilkan tersebut juga memiliki keunikan tema, benruk, dan juga
makna.
1. Keunikan
Tema : Tema atau topik yang digunakan untuk membuat karya seni banyak
dipengaruhi oleh letak geografis, adat istiadat, dan kekayaan alam daerah
dimana benda tersebut dibuat.
2. Keunikan
Bentuk : Bentuk merupakan unsur seni rupa yang dapat dilihat secara visual
karena tersusun atas unsur fisik. Secara garis besar, bentuk karya seni rupa
digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu, bentuk figurative, abstraktif, dan
abstrak.
a. Bentuk
Figuratif : bentuk yang berasal dari alam (nature) Lahirnya
bentuk figuratif tergantung pada pemikiran seseorang tentang bentuk tersebut.
Contohnya bentuk pada gambar manusia, hewan, tumbuhan, dan benda
b. Bentuk Abstraktif : bentuk yang diubah sedemikian rupa
sehingga beberapa bagian dari bentuk asalnya menghilang dan bentuknya berubah
menjadi yang sudah digayakan. Contohnya, pada batik, topeng, wayang
kulit/golek, dan dekorasi.
c. Bentuk
Abstrak : bentuk yang menyimpang dari wujud benda-benda atau mahkluk yang ada
di alam (non figuratif). Karya abstrak adalah karya yang telah mengalami proses
eksplorasi bentuk lebih lanjut dari bentuk yang biasa kita lihat sehingga
idenya lebih tinggi.
3. Keunikan
Makna : Makna yang terkandung dalam sebuah karya seni merupakan representasi
seorang seniman dalam melihat hal yang akan ditawarkan kepada dunia luar, yaitu
penikmat, public, atau masyrakat umum. Seorang kolektor atau penikmat dalam
sebuah pameran tentunya akan bertanya tentang makna yang terkandung dalam
karya-karya yang dipamerkan. Hal itu merupakan bagian dari komunikasi antara
penikmat dan karya seni sehingga akan muncul pemahaman dalam diri penikmat seni
tersebut.
Pelajaran 2
EKSPRESI SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT
A.
Menggambar
Bentuk
1.
Apa gambar
bentuk itu? Menggambar bentuk adalah : adalah
suatu kegiatan menggambar benda sesuai dengan sifat dan karakternya dengan cara
memindahkan suatu objek kepada bidang datar (dua dimensi) dengan menggunakan unsur
garis, warna, bidang, tekstur, dan gelap terang sehingga hasilnya merupakan
potret dari apa yang kamu lihat (visual realistis)
2.
Macam-macam
bentuk :
a.
Bentuk Kubistis : bentuk yang menyerupai kubus atau balok, antara lain televise, lemari,
meja, kulkas dan mesin cuci.
b.
Bentuk Piramid dan
kerucut : bentuk benda yang menyerupai limas.
Contohnya, pyramid di Mesir.
c.
Bentuk Silindris : bentuk yang menyerupai tabung atau silinder. Contohnya gelas, ember dan
toples.
d.
Bentuk bola atau
bulat : bentuk benda yang menyerupai bola, bundar
dan bagian dalamnya terkesan berisi(pejal). Contohnya bola, semangka, dan globe
e.
Bentuk bebas dan tak
beraturan : bentuk benda yang tidak
memiliki keteraturan atau lepas dari bentuk geometris. Contohnya, binatang,
tas, sepatu, pakaian, dan buah buahan.
3. Alat dan Media Menggambar bentuk.
Sebelum menggambar
bentuk sebaiknya kamu mempersiapkan Alat dan media gambar bentuk yang
diperlukan, antara lain :
a.
Bidang gambar :Kertas gambar, merupakan bahan utama menggambar bentuk. Kertas gamnbar
untuk menggambar bentuk sebaiknya bertekstur kasar dan tidak licin.
b.
Pensil : Pensil terbagi menjadi 3 jenis, antara lain :
i. Pensil bertanda H (Hard) pensil keras mulai dari H, 2H, 3H,….HHHH, cocok
untuk menggambar teknik bagi perancang bangunan(arsitek).
ii. Pensil bertanda HB (Hard Bold) dan F pensil sedang.
iii. Pensil bertanda B (Bold) warnanya hitam/pekat, Pensil lunak mulai dari B,
2B, 3B, 4B…..BB. Pensil ini cocok untuk menggambar bentuk.
c.
Pensil Warna : bentuknya hamper mirip dengan pensil hitam, hanya isinya saja yang
berwarna.
d.Pastel : terbuat dari sejenis kapur
yang mengandung minyak dan pewarna serta memiliki sifat yang lembut (soft).
Warna yang dihasilkan lebih terang dan ekspresif.
e.
Krayon : media yang sejenis dengan pastel yang terbuat dari pewarna dan lilin.
Pewarna ini memiliki sifat yang lebih keras dari pastel dan licin
apabiladigoreskan pada permukaan kertas. Sebaiknay krayon digunakan pada
permukaan kertas yang memiliki tekstur kasar.
f.
Cat air : cat air (wates colour) mempunyai karakter transparan (tembus pandang).
Warna yang digoreskan terlebih dahulutidak dapat ditutup dengan warna lain
diatasnya karena akan bercampur. Penggunaanya biasanya dengan teknik aquarel.
g.
Cat poster : cat poster atau cat plakat memiliki sifat opaque (menutup), yaitu
warna yang dipulaskan lebih dahulu bias ditutup oleh warna berikutnya.
Penggunaanya biasanya teknik blok rata.
h.
Tinta Bak : biasa disebut tinta china yang memilik warna hitam pekat cocok digunakan
menggambar teknik siluet (gambar blok) atau menggambar skets.
i.
Pewarna Alam : adalah jenis pewarna yang diambil langsung dari alam dengan cara
mengolah sedemikian rupa dengan cara tertentu, seperti kunyit menghasilkan
warna kuning, getah angsana menghasilkan warna merah darah, daun suji
menghasilkan warna hijau, pohon nila yang menghasilkan warna biru
keungu-unguan.
j.
Pewarna Kue
(Esens/Gincu) : pewarna ini sudah
tersedia di took kimia atau kue, berbentuk serbuk atau cairan yang tersimpan
dalam botol-botol kecil atau sachet.
k.
Palet : alat yang digunakan untuk mencampur cat. Bentuknya bervariasi dan
biasanya terbuatdari plastic atau kayu (triplek).
l.
Kuas : untuk menggoreskan warna yang berbentuk kuas lancip dan datar.
Penggunaan kuas disesuaikan dengan media cat yang digunakan. Kuas yang bentuk
lancip dan bulunya halus dan bernomor 1 s.d 12 dipakai untuk bahan cat air.
Adapun kuas berbulu rata dan kasar dipergunakan untuk melukis di atas kanvas.
4.
Latihan
Menggambar Bentuk.
Latihan menggambar
bentuk sama menggambar lainya, kamu dapat memulai dengan latihan latihan dasar.
Dalam menggambar bentuk ada beberapa teknik yang harus kamu kuasai. yaitu:
a.
Teknik Perspektif : digunakan untuk menggambar benda sehingga tampak wajar, sesuai dengan
pandangan mata. Teknik ini berhubungan peletakan garis horizon, letak benda,
dan jumlah titik hilang. Bias 1 titik hilan dan 2 titik hilang.
Contoh 1 titik hilang.
Perspektif
biasa : gambar perspektif yang garis horizonnya setinggi mata orang berdiri
normal, melihat.
TH TH
GH
Contoh 2 titik hilang.
Perspektif dua titik hilang : Garis garis pada
semua bagian didalam gambar akan bertemu di dua
titik hilang, kecuali untuk garis garis vertikal dan horizon.
TH 1
GH
TH
2
b.
Teknik Sketsa : Gambar
dasar, pola, atau rencana dari pembuatan sebuah gambar.
Contoh gambar :
c.
Teknik siluet
(silhouette) : disebut teknik global
atau teknik bayangan, yaitusalah satu teknik pembuatan gambar dengan cara
menggambar secara keseluruhan dari suatu benda dalam bentuk bidang dengan cara
dihitamkan (teknik arsir blok hitam) seperti gambar bayangan.
d.
Teknik Komposisi : menggambar bentuk untuk menyusunsuatu benda dengan benda lainnya agar
susunan selaras, seimbang dan memenuhi tuntutan segi artistik, contohnya :
e.
Teknik Pencahayaan : berfungsi untuk mendapatkan kesan tiga dimensi dari objek yang
digambar. Adanya penyinaran danpencahayaan menimbulkan gelap terangdan batas
batas antara gelap terang menimbulkan gelap terang yang menyebabkan ilusi
garis, contohnya :
5.
Mari Menggambar
Bentuk.
Langkah yang harus diperhatikan dalam menggambar bentuk :
·
Tentukan benda yang akan
digambar, contohnya kotak mainan, kotak pensil, dan kotak kapur
·
Taruhlah benda tersebut
diatas meja datar, sesuaikan komposisinya yang diinginkan berdasarkan bentuk
dan ukuranya
·
Amatilah benda tersenut
dengan seksama, seolah benda benda tersebut diatas buku gambar.
·
Gambarlah objek jangan
terlalu kecil atau besar disesuaikan dengan ukuran kertas.
·
Buatlah sketsa dengan
tarikan garis sejajar tipis tipis sebagai kerangka bentuk. Ushakan goresan
spontan jangan terlalu sering, hindari penghapusan yang berlebihan dan
berulang-ulang supaya kertas tidak kotor dan rusak
·
Gambarlah bentuk secara
keseluruhan/global (garis besarnya) sesuai dengan bentuk aslinya., jangan
sekali membuat bentuk detail sebelum bentuk dasar selesai.
·
Sesuaikan kaidah perspektif
(dimana titik hilangnya), dari mana arah cahaya untuk menentukan bagian mana
terang dan bagian mana yang gelap.
·
Setelah garis kontur benda
selesai, arsirlah dengan menggunakan pensil 2B atau 3B atau 4B, perhatikan
bagian yang gelap maka bagian itu yang harus diberikan arsir lebih hitam, adapu
bagian yang terang diarsir tipis atau dibiarkan putih.
·
Berilah bayangan pada meja
atau benda sebagaui background. Supaya tampak alami dan sesuai dengan benda,
arsir permukaan disesuaikan dengan karakteristik bahan benda.
B.
Merancang
Karya Seni Kriya.
Seni terapan biasa
disebut juga seni kriya. Hasil karya seni terapan atau seni kriya sangat
beragam.
1.
Seni hias, menurut jenisnya seni ragam hias terdiri atas dua jenis, yaitu ragam
hias tunggal artinya komponen dari motif-motif hiasan tersebut benrdiri
sendiri. Ragam hias sambung adalah ragam hias antara komponen satu
dengan yang lainya selalu bersambung dan berhubungan erat, yang seolah-olah
menjadi untaian yang utuh. Berikut beberapa jenis motif :
a.
Motif pilin : motif yang terbentuk dari huruf dasar “S” atau setengah lingkaran.
Contohnya, gambar motif pada rumah Toraja
b.
Motif kait/kunci, yaitu motif yang dianggap sebagai kaki swastika atau kait pada meander.
Contohnya, hiasan tenunan dari Kalimantan Tengah
c.
Motif meander : motif yang berbentuk
dari huruf “T” dengan susunan bolak-balik berrsambung.
d.
Motif tumpal : yaitu bentuk yang berbentuk dari dasar segitiga sama kaki, berfungsi
untuk hiasan pinggir seperti motif hias sarung Jawa Timur.
e.
Motif swastika : yaitu motif yang dilator belakangi kebudayaan dan kebercayaan
Tiongkok.
f.
Motif awan : mitif yang dilator belakangi kebudayaan dan kepercayaan Tiongkok
berupa gulungan awan.
2.
Seni
Patung, bentuk patung pada umumnya dibuat tunggal
berbentuk tiga dimensi, pada jaman dahulu berfungsi sebagai bentuk perwujudan
dewa-dewi.
3.
Seni
Anyaman, merupakan seni yang erat hubunganya dengan
aktivitas keseharian penduduk Nusantara, Bahan-bahan yang dipergunakan untuk
menganyam relative sederhana dan mudah ditemukan di wilayah Nusantara, misalnya
rotan, daun tal (palmyra), gebang (corphya) yang ditemukan di Nusa Tenggara
Timur, ilalang, daun kelapa, daun lontar, bambu, dan tali.
C.
Berkarya
Batik Ikat Celup.
Pada umumnya ragam
hias pada kain mengambil bentuk geometris dan nongeometris.
a.
Geometris : adalah bentuk yang menyerupai bentuk ilmu ukur seperti segiempat,
lingkaran, atau segitiga.
b.
Nongeometris : motif flora dan fauna serta bentuk lainnya seperti batu dan awan.
Prinsip utama dalam
proses membatik adalah tutup celup, maksudnya bagian tertentu pada kain
ditutup dengan bahan lilin/malam. Dapat menggunakan canting, jika membuat batik
tulis, menggunakan kuas jika membuat batik lukis, dan menggunakan cetakan
cetakan jika kamu membuat batik printing. Kamu bisa menggunakan karet
atau tali rapia sebagai pengikat atau perintangnya.
Pelajaran 3
MENGAPRESIASI SENI KRIYA GERABAH
A. Seni Kriya Gerabah
Gerabah merupakan
salah satu hasil dari seni terapan, Seni yang hasilnya memiliki memiliki fungsi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, gerabah memiliki fungsi
sebagai perkakas atau alat-alay rumah tangga. Gerabah terbuat dari tanah liat
yang kemudian dibakar dengan suhu tertentu.
Berikut ini beberapa
hasil seni gerabah yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia beserta
fungsinya :
1.
Kendi : sebagai tempat
menyimpan air minum
2.
Periuk : sebagai alat
menanak nasi
3.
Belangga :sebagai alat untuk
memasak sayur
4.
Tempayan : sebagai alat
untuk menyimpan beras atau air
5.
Angl : sebagi alat untuk
memasak (serupa dengan kompor)
6.
Celengan : sebagai tempat
untuk menyimpan uang.
B.
Teknik
Pembuatan Gerabah.
Bahan dasar gerabah
adalah tanah liat. Peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah, antara lain
: pisau cukil yang terbuat dari kayu/bamboo, sudip yang terbuat dari
kawat,butsir dengan tangkai kayu, tali pemotong, meja putar, kayu salab atau
kayu rol penggilas, dan pisau.
Teknik yang biasanya
membuat benda dari tanah liat diperlukan teknik-teknik tertentu, antara lain :
1.
Teknik
Lempeng (Slabing) : membuat benda gerabah
berbentuk kubistis dengan permukaan rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan
lempengan tanah liat dengan menggunakan rol kayu penggilas. Setelah menjadi
lempengan dengan ketebalan yang sama, kemudian dipotong dengan pisau atau kawat
sesuai ukuran yang diinginkan.
2.
Teknik
Pijat (Pinching) : membuat benda gerabah
dengan cara memijat tanah liat langsung menggunakan tangan, tujuannya agar
tanah liat lebih padat tidak mudah mengelupas sehingga hasilnya akan tahan
lama, proses pijat sebagai berikut :
a.
Ambil segumpal tanah liat.
b.
Tanah liat tersebut
diulet-ulet dan dipijit dengan ibu jari sambil dibentuk sesuai dengan bentuk benda
yang kamu inginkan.
c.
Haluskan menggunakan kuas
atau kain halus.
3.
Teknik
Pilin (Coiling) : membentuk tanah liat
dengan cara dipilin atau dibentuk seperti tali. Tanah liat tersebut setelah
dipilin disusun melingkar dari bawah keatas sehingga menjadi bentuk yang kamu
inginkan.
4.
Teknik
Putar (Throwing) : membuat gerabah dengan cara
teknik putar, membutuhkan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar
elektrik.
5.
Teknik
Cetak Tekan (Press) : menbuat gerabah
dengan cara menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan cetakan.
6.
Teknik Cor
tau Tuang : membuat gerabah dengan
cara menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat untuk teknik ini adalah
menggunakan tanah liat cair. Cetakan bias terbuat dari gips dan silicon.
C.
Pembakaran
Keramik.
Tahap akhir dari
proses pembuatan adalah pembakaran. Membakar tanah liat tidaklah mudah, dan
dibutuhkan teknik dan media yang tepat. Pertama-tama benda gerabah yang telah
selesai dibuat harus dikeringkan terlebih dahulu, Pengeringan cukup sederhana
yaitu cukup disimpan di atas rak tebuka dan diangin-anginkan beberapa hari
hingga kering. Setelah kering betul barulah gerabah mulai dibakar dengan cara
langsung atau menggunakan alat lain tungku(oven/klin).
Berdasar suhu
bakarnya gerabah/keramik digolonkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1.
Earthenware : jenis keramik yang memiliki suhu matang antara 900-1100 derajat C. Jenis
ini memiliki daya serap 10-5%
2.
Stoneware : jenis keramik yang memiliki suhu matang antara 1200 derajat C. Jenis
ini memiliki daya serap 2-5% dan memiliki kekerasan seperti halnya batu
3.
Porselen : jenis keramik yang memiliki suhu
matang antara 1260 derajat C. Jenis ini memiliki daya serap 0-1% bahan ini
digunakan untuk bahan industry bangunan mengingat kekerasan dan kestabilannya.
Berikut macam-macam tungku
pembakaran keramik menurut bahan bakarnya :
1.
Tungku dengan bahan bakar
listrik
2.
Tungku dengan bahan bakar
minyak tanah
3.
Tungku dengan bahan bakar
sekam, jerami, dan bamboo
4.
Tungku dengan bahan bakar
gas.
Pelajaran 4
MENGEKSPRESIKAN DIRI MELALUI GAMBAR BENTUK
DAN KERAMIK
A.
Menggambar
Bentuk Silindris
1. Pengertian Bentuk Silindris : benda yang memiliki bentuk dasar tabung dan lingkaran atau oval sebagai
alasnya, tidak memiliki sudutdan lebih dinamis sehingga dalam penggambaranya
dibutuhkan keluwesan dan ketrampilan khusus.
2. Alat dan Media Menggambar Bentuk Silindris :
a. Penggaris : penggaris yang memiliki bentuk dasar lengkung dan memiliki lubang
ditengahnya.
b.
Penghapus
: digunakan jika terjadi kesalahan dalam membuat
goresan pensil. Selain menghapus yang salah ternyata penghapus bias digunakan
untuk membuat efek tertentu pada gambar.
c. Fiksatif : pelapis yang digunakan setelah gambar dianggap selesai, agar gambar
tidak mudah luntur dan pudar saat terkena goresan (finishing), bahan tersebut
warnanya bening dan transparan
3. Teknik Menggambar Bentuk Silindris
a. Arsir : pengulangan garis dengan tujuan mengisi bidang gambar yang kosong. Arsir
memiliki fungsi sebagai berikut :
Ø
Memberikan karakteer objek
gambar
Ø
Menberikan kesan bentuk dan
volume benda
Ø
Menberikan kesan jarak dan
kedalaman pada benda
Ø
Mengisi bidang kosong
Ø
Hasil akhir gambar
(finishing touch)
b.
Teknik
Dusel (Dusseler) : teknik ini dapat dilakukan
dengan cara menggoreskan (pensil lunak 4B keatas) pada bagian yang dikehendaki.
Kemudian goresan tersebut digosok menggunakan tangan langsung atau bantuan
media lain seperti tissue, kain, dan kuas. Karakter teknik ini tipis dan merata
sehingga kadang hasilnya seperti diarsir.
Berikut cara melakukan
teknik dusel :
ü
Buatlah sketsa dengan
pensil, kemudian arsirlah skets dengan pensil
ü
Gosoklah bagian bagian yang
telah diarsir
ü
Hapuslah bagian yang terang
(terkena cahaya) dengan bantuan penghapus.
ü
Jadilah gambar bentuk dengan
teknik dusel (gosok)
c.
Teknik
Pointilis : teknik menggambar yang
dilakukan dengan cara member titik-titik dengan pensil atau pena pada bagian
benda dengan intensitas tertentu.Teknik tersebut juga dengan teknik raster.
d.
Teknik
Aquarel : teknik menggambar
menggunakan cat air (water colour) dengan sapuan warna yang tipis sehingga
hasilnya tampak transparan atau tembus pandang.
e.
Teknik
Plakat : Teknik menggambar dengan
menggunakan bahan cat poster atau cat dengan sapuan warna yang tebal dan rata
sehingga hasilnya pekat dan menutup.
B.
Membuat
Benda Kriya
1. Teknik Pilin : cara membuat benda dengan teknik ini adalah sebagai berikut :
§
Siapkan segumpal tanah liat,
kemudian remas dengan tangan hingga cukup elastic.
§ Ambil air sedikit tanah liat, kemudian pilin menggunakan telapak tangan
pada bagian datar sehingga membentuk bulatan kecil panjang. Ukuran berkisar 1,
5 cm.
§ Susunlah pilinan yang telah dibuat melingkar atau diasesuaikan dengan
bentuk desain yang kamu inginkan.
§ Usahakan tiap susunan memiliki kerapian sama.
§ Haluskan menggunakan butsir
§ Jadilah karya kriya keramik dengan pilin.
2.
Teknik
Lempengan : cara membuat kriya keramik
teknik lempeng adalah sebagai berikut :
§
Siapkan tanah liat. Kemudian
remas hingga rata.
§
Siapkan dua bilah kayu
dengan ukuran dan ketebalan sama
§
Buatlah lempengan tanah liat
mengunakan rol kayu penggilas di antara dua penampang kayu tadi.
§
Setelah jadi lempengan
dengan ketebalan sama, potonglah sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
§
Selanjutnhya buatlah menjadi
kotak persegi atau segitiga dengan menempelkan bagian lempengan
§
Setelah menempel, berilah
hiasan dengan butsir dengan cara di toreh pada saat setengah kering
§
Jadilah karya seni kriya
keramik teknik lempeng.
C.
Pameran
Karya Seni rupa
Pameran merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil karyanya kepada
masyarakat. Pameran bisa dilaksanakan di dalam ruangan atau luar ruangan
seperti di sekolah, gedung pertemuan, dan galeri.
Manfaat pameran yang
dilakukan di sekolah, antara lain :
v
Siswa dapat mengenal,
membandingkan, dan menilai karya seni teman sekelas
v
Siswa dapat termotivasi untuk
berkarya
v
Siswa dapat meningkatkan
serta menumbuhkansikap apresiatif
v
Siswa mendapatkan pengalaman
berpameran
v
Siswa belajar untuk bekerja
bersama-sama
v
Siswa belajar untuk
bertanggung jawab atas usahanya sendiri.
Langkah awal
persiapan pameran adalah membentuk
panitia pameran. Susunan panitia pameran adalah sebagai berikut :
v
Pembimbing : bertugas membimbing dan
mengarahkan pameran
v
Ketua Panitia : bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pameran
v
Wakil Ketua : membantu ketua untuk memperlancar
acara
v
Sekretaris : bertugas menangani
administrasi
v
Bendahara : menagani bidang keunagan
v
Seksi karya : menyeleksi karya yang dipamerkan
v
Seksi display : memajang atau mengatur karya yang
dipamerkan
v
Seksi penjaga : bertugas menjaga sekaligus guisde
berlangsungnya pameran.
Setelah kepanitiaan
terbentuk, langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :
1.
Mempersiapkan
karya : mengumpulkan seluruh karya yang akan
dipamerkan baik dua dan tiga dimensi. Lalu buatlah keterangan karya berupa
pembuat karya, judul, bahan dan media, ukuran serta tahun pembuatan.
2.
Menentukan
dan mempersiapkan tempat pameran : ruang pameran harus
aman, nyaman, strategis dan ditata sedemikian rupa. Penataan karya dan
panel/sketsel harus diatur dengan baik untuk kelancaran masuk dan keluar
pengunjung
3.
Menyiapkan
publikasi dan dokumentasi : menyiapkan
pemberitahuan kepada orang lain akan adannya pameran dengan cara membuat poster
atau pamphlet sehingga teman-teman sekolahmu tahu akan berlangsungnya acara
pameran. Kemudian dokumentasikan acara sangat penting, bias berupa catatan
pengunjung, tulisan tanggapan, kritik atau saran pengunjung dan foto selama
acara berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat
Suhernawan, Rizal Ardhya Nugraha. Seni
Rupa untuk SMP/MTs kelas VII, VII dan IX, Jakarta 2010. Kementerian
Pendidikan Nasional : CV. Adi Perkasa
Tim Abdi Guru, 2005. Kesenian Untuk SMP Kelas VIII. Buku
Guru Sekolah menenengah Pertama. Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar